Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Etika dalam Usaha di Media Sosial

Mediaindonesia.com
21/7/2022 15:35
Etika dalam Usaha di Media Sosial
Setiap negara, bahkan daerah, memiliki etika sendiri. Begitu pula setiap generasi memiliki etika sendiri.(DOK Pribadi.)

PERKEMBANGAN komunikasi digital memiliki karakteristik komunikasi global yang melintasi batas-batas geografis dan budaya. Setiap batas geografis dan budaya juga memiliki batasan etika yang berbeda. 

Setiap negara, bahkan daerah, memiliki etika sendiri. Begitu pula setiap generasi memiliki etika sendiri. Misalnya soal tips dan trik promosi usaha di media sosial.

Ayu Minarti dari content creator Pandu Digital mengatakan pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce dan media sosial saat pandemi meningkat lebih dari 160% dan produktivitas meningkat 110%. Kegiatan usaha di media sosial akan menekan biaya promosi dan operasional toko serta meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas dalam bekerja.

"Melakukan usaha di media sosial kita harus etis dan memperhatikan etika karena di sana kita berinteraksi dengan orang yang berasal dari berbagai kalangan yang berbeda golongan dan kultur. Promosi di media sosial harus mengedepankan etika dengan menghindari unsur SARA dan kata-kata yang dapat menyinggung kelompok atau golongan masyarakat lain," jelas Ayu Minarti dalam webinar tentang Tips dan Trik Promosi Usaha di Media Sosial, Rabu (20/7).

Annisa Choiriya Muftada sebagai anak muda sukses yang menjadi CEO PT Cipta Manusia mengatakan dalam promosi media sosial harus melakukan riset terlebih dahulu. "Kita riset mendalam untuk menentukan tujuan dan tema yang spesifik termasuk menganalisis kompetitor. Trik selanjutnya tentukan target audience serta platform yang digunakan, atur strategi jenis konten yang akan dipublikasikan dan jalankan promosi digital secara konsisten," jelas Annisa.

Menurutnya, ada beberapa tips promosi di media sosial. Pertama, gunakan tagline atau hastag untuk mengelompokkan jenis dan kriteria produk kita. Selanjutnya gunakan 3MD (mudah dibaca, diucap, dan diingat). Trik ini sangat berguna untuk menjadi daya tarik dan dapat memudahkan masyarakat dalam mengenal produk kita. Terakhir kita harus update dengan fenomena yang lagi tren di media sosial dan manfaatkan momen tersebut untuk mempromosikan produk.

Vivid Devianti dari Komisi Edukasi Mafindo mengatakan media sosial saat ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan budaya sehingga bisa menjadi peluang usaha baru. "Bangsa ini kaya budaya. Kita semua harus paham hal itu. Produksi konten budaya, lalu share, baik kebudayaan yang berwujud seperti makanan, pakaian, mainan, maupun seni tari, teater, serta film. Ada juga budaya tidak berwujud seperti logat bahasa, musik dan lagu, serta kegiatan supranatural," jelas Vivid.

Promosi budaya tersebut, imbuhnya, bisa menjadi peluang ekonomi digital karena memiliki nilai jual yang besar terhadap bangsa lain. Usaha tersebut akan sukses di media digital jika kita paham dan kenal budaya kita. Setelah itu produksi konten dan distribusikan konten tersebut dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan dan event budaya atau adakan kolaborasi dengan komunitas budaya. Jika sukses itu akan menjadi peluang usaha dan pendapatan baru bagi masyarakat dan UMKM.

Webinar itu digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerjasama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level sedang dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital 2021 menggunakan empat pilar, yaitu kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture). 

Karena masih berada di level sedang, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD melakukan berbagai  kegiatan seperti webinar Cakap Digital. Tujuan kegiatan ini Untuk mendukung perkembangan usaha di media digital, khususnya media sosial, peran masyarakat yang cakap dunia digital sangat penting, terutama dari komunitas ekonomi digital, sehingga mampu mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi pada 2024. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya