Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD) dan Kaukus Muda Indonesia (KMI) melaksanakan kegiatan Seminar Literasi Digital Pesantren di Auditorium kampus IDIA Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kegiatan yang berlangsug Jumat (15/7) tersebut diikuti 380 peserta secara daring dan 480 peserta secara luring.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi digital mahasantri/wati agar bijak dan bertanggungjawab menggunakan internet. Kegiatan hari ini adalah pembuka kegiatan Seminar Literasi Digital Pesantren 2022 yang dilaksanakan secara daring dan luring, berdurasi 3 jam, selama 4 hari (15, 19, 21, dan 23 Juli 2022) di pesantren-pesantren di Sumenep, Jawa Timur.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Muhtadi Abdul Mun’im, Rektor IDIA Al-Amien Prenduan, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dilakukan karena sebagai pengguna internet, kita perlu beradaptasi dengan digitalisasi. Dikatakan, evolusi 4.0 ini memang tidak bisa dihindari.
"Kita sudah berada di tengah-tengah dunia global yang diantaranya adalah dunia digital. Dunia digital ini harus kita kuasai. Maka, ada dua pilihan di dalam dunia digital ini. Apakah kita bisa mempengaruhi atau dipengaruhi. Untuk itu, kita perlu tahu edukasi tentang kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan diantaranya ada keamanan digital,” jelas Muhtadi.
Seminar Literasi Digital Pesantren juga dihadiri oleh Irwan Sujatmiko selaku Staf Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sumenep, Rofiatur Rofiah, influencer dan praktisi literasi digital, dan Andilala selaku praktisi literasi digital, sebagai narasumber yang membahas tentang etika digital, keamanan digital dan budaya digital.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tiga sesi materi literasi digital secara paralel. Tiga sesi tersebut membahas tentang bijak berinternet, perilaku di media sosial, dan aktualisasi budaya digital
Pada sesi ppertama, Irwan Sujatmiko memaparkan tentang bagaimana bijak berinternet yaitu 5 hal penting untuk bijak dalam berinternet seperti jangan terlalu mudah percaya pada informasi yang diterima, menjaga etika dalam bermedia sosial, menyaring informasi yang akan dibagikan, hati-hati dalam memberikan informasi atau data pribadi di internet dan menggunakan media sosial sebagai sarana dalam mengekspresikan karya.
"Jadi gunakan media sosial untuk menunjukan potensi kalian. Banyak perusahaan yang menyeleksi lewat jejak digital, bagaimana interaksi di media dan beretika atau tidaknya saat menggunakan media sosial dari hal tersebut sebaiknya kita harus selalu menjaga perilaku di media sosial," ujar Irwan Sujatmiko.
Sedengkan Rofiatul Rofiah memaparkan materi perilaku di media sosial. Menurutnya, di era digital kesopanan lebih tinggi nilainya daripada kecerdasan.
"Behavior orang yang main sosial media itu semua tergantung pada penggunanya. Behavior itulah yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Sejauh apapun kita mempunya berbagai macam sosial, kita harus beretika. Pentingnya etika bermedia sosial adalah untuk menghindari kesalahpahaman di media sosial dan etika ada untuk menghindari dari konflik," ujar Rofiatul Rofiah.
P sesi terakhir, Andilala menambahkan bahwa pilar Digital Culture ada sebagai wujud ke-Indonesiaan (Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika) di mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warga negara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang negara.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan target sebanyak 50 juta orang masyarakat Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga 2024. (RO/OL-15)
Program Lab Komputer Keliling (Lakoling) yang hadir sebagai solusi nyata menjembatani kesenjangan akses teknologi dan literasi digital, khususnya di wilayah 3T.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
PW RMI-NU Jakarta dan PAM Jaya Siapkan MoU Penyediaan Air Langsung Minum di Pesantren
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Uji Publik Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI–SPME) untuk Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal
Penanaman jagung awal di ponpes tersebut di atas lahan sekitar satu hektare. Sementara benih ikan yang ditaburkan adalah nila sebanyak tiga ribu ekor.
DIREKTORAT Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional.
Kemenag menyebut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar siswa dan santri bisa melengkapi kebutuhan pemeriksaan kesehatan di pesantren.
Untuk bisa mengakses peluang beasiswa kampus-kampus internasional di luar negeri dan dalam negeri, menurut Kyai Imjaz, bahasa Inggris menjadi kunci yang wajib dimiliki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved