Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Etika bermedia digital diperlukan ketika mengakses setiap informasi di platform digital. Sehingga seseorang dapat menyeleksi dan menganalisis informasi secara netral. Dengan begitu, penyebaran hoaks bisa diminimalisasi.
Hoaks banyak tersebar sehingga menenggelamkan fakta yang ada. Informasi bohong ini dapat mengundang amarah, kebencian, atau rasa takut pengguna media digital. Selain kurangnya literasi, masyarakat rentan terhadap konfirmasi bias, sehingga cenderung mencari bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya dan mengabaikan bukti yang menyatakan sebaliknya.
“Bagaimana kita harus tetap netral, itu hanya satu, selalu berpikir kritis. Selalu mempertanyakan kebenarannya,” kata Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia di Magetan, Jawa Timur.
Kebenaran tidak ada yang mutlak. Artinya kebenaran menurut versi satu orang dengan orang lain bisa berbeda-beda. Sehingga setiap orang juga harus memiliki keseimbangan pemikiran dan mengasah empati.
Empati, menurut Rovien, membantu seseorang melihat cara pandang orang yang mungkin berbeda. “Kalau tiga prinsip ini kita bawa ke media digital. Kita bisa menjadi orang yang netral, menyejukan, dan mengademkan suasana,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (6/7). (OL-12)
Diskusi Penyebaran Misinformasi dan Hoaks di Tengah Digitalisasi Iinformasi
KAPOLDA Metro Jaya Irjen Karyoto memburu pemilik akun yang menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait dirinya mundur dari Polri.
Irjen Karyoto memastikan akan menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait isu dirinya mundur dari Polri
Sebelumnya politikus Golkar Nurdin Halid mengatakan isu penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) hoaks.
PT Eratex Djaja Tbk, produsen tekstil yang memasok untuk merek global seperti Uniqlo dan H&M, membantah kabar yang menyebut perusahaan tengah menghadapi permohonan PKPU
Dosen Komunikasi Universitas Dian Nusantara ini memaparkan hoaks kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana jadi contoh nyata disinformasi bisa memicu gejolak di tengah publik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved