Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Meski Cuaca Panas, Jemaah Haji Dilarang Membasahi Masker

Dinda Shabrina
06/7/2022 12:00
Meski Cuaca Panas, Jemaah Haji Dilarang Membasahi Masker
Jemaah haji Indonesia diminta tidak membasahi masker untuk meredakan panas di Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji.(MI/Susanto)

KELELAHAN dan cuaca yang panas menjadi penyebab meningkatnya kasus penyakit pernapasan pada jemaah haji. Hal ini disampaikan dokter spesialis paru dari tim dokter KKIH Madinah, Andi Yanti. Karena kondisi itu, Andi mengatakan banyak dari jemaah membasahi masker mereka untuk merasakan sensasi dingin.

“Masker harus dipakai dengan benar dan sama sekali tidak boleh dibasahi, karena malah akan menurunkan bahkan menghilangkan efektivitas masker dalam menyaring partikel membahayakan,” kata Andi dalam keterangan tertulis, Rabu (6/7).

Andi menyampaikan masker yang basah akan merusak membran dari masker untuk menyaring virus dan bakteri. Karenanya, Andi meminta agar masker dipakai dengan benar, harus menutupi mulai dari pangkal hidung sampai seluruh mulut.

“Tidak boleh ada celah. Setiap enam sampai delapan jam pemakaian masker harus diganti. Kalau kena cairan atau basah, masker juga harus di ganti. Karena kalau kena cairan, membran maskernya sudah rusak, jadinya menyaring virus dan bakter sudah tidak bagus lagi,” imbuh Andi.

Meskipun saat ini penyakit saluran pernafasan tidak menjadi penyakit penyebab kesakitan yang tertinggi, Andi meminta semua petugas harus tetap siaga. Karena penyakit terkait saluran pernafasan biasanya mengalami peningkatan pasca Armuzna.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) pada Senin (4/7) pukul 16.00 WAS, secara total sebanyak 68.719 jemaah mendapatkan perawatan rawat jalan baik di kloter, pos kesehatan sektor, maupun Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Sementara 528 jemaah mendapatkan layanan rawat inap.

Penyakit hipertensi menempati tempat pertama sebagai penyebab penyakit dengan total 10.342 kasus. Sementara batuk pilek di posisi kedua dengan total 9.975 kasus, Saluran pernafasan akut di tempat ketiga dengan 4.612 kasus. Dan posisi keempat diisi dengan nyeri otot sebanyak 3.808 kasus. (OL-13)

Baca Juga: Kemensos Cabut Izin Pengumpulan Uang dan Barang ACT



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik