MEMASUKI usia ke-38 tahun, Universitas Terbuka (UT) memasuki babak baru dari perguruan tinggi negeri badan layanan umum (PTN BLU) menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN BH). Perubahan ini menjadikan UT semakin otonom khususnya di bidang akademik, keuangan, sumber daya manusia, dan pengelolaan aset.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) menyetujui UT menjadi PTN-BH melalui Mendikbudristek dengan surat nomor 0835/E.E3/KB.00/2021 tertanggal 7 Desember 2021. "Terkait tatanan baru menjadi PTN BH, warga UT harus memiliki komitmen yang sama untuk memajukan UT. Apalagi saat ini PT dihadapkan suasana dan era baru yakni pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak lagi menjadi monopoli UT," papar Rektor UT Ojat Darojat pada peringatan Dies Natalis UT ke-38 juga pembukaan Diskusi Ilmiah, Pekan Olah Raga, dan Seni (Disporseni) Nasional di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (22/6).
Pada Dies Natalis bertema Bangkit dan Maju Bersama dalam Tatanan Baru UT PTN BH yang berlangsung secara hibrida tersebut, Ojat mengingatkan PJJ telah menjadi persaingan sempurna dengan kompetitor lain, baik perguruan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri, sebagai pendatang baru dalam PJJ.
"Kita siap menghadapi era baru tersebut karena kita yakin UT bisa tumbuh dan sehat ketika dihadapkan situasi kompetisi. Ini akan semakin memacu kita untuk bisa memberikan pelayanan lebih baik. Dengan UT menjadi PTN BH harus bisa lebih cepat dan responsif di tengah perkembangan yang semakin maju," cetus Ojat.
Sebagai PTN BH, UT dapat bergerak lebih dinamis dan responsif daripada PTN BLU. Dengan demikian diharapkan UT tumbuh lebih baik, lebih sehat, dan tumbuh menjadi yang terbesar.
Baca juga: Universitas Terbuka Dukung Pendidikan Atlet Nasional Berprestasi
Dalam kesempatan tersebut, dihadirkan tiga atlet terkenal dan berprestasi yang menjadi mahasiswa UT. Mereka antara lain Candra Wijaya sebagai atlet bulu tangkis peraih medali emas Olimpiade serta Marvin Alexa dan M Albagir sebagai atlet futsal berprestasi tingkat ASEAN. Ketiganya tertarik menjadi mahasiswa UT karena fleksibilitas waktu yang diberikan UT dalam menempuh belajar sembari tetap berlatih dan berolahraga. Mereka bertiga mengambil prodi S1 Manajemen.
"Saya tertarik masuk UT karena dapat mengatur waktu antara tugas melatih dan belajar dengan baik," kata Candra. Albagir menimpali, "Saya orangnya tidak mau ribet. Kuliah di UT itu tidak ribet. Jadi bagi saya UT kampus terbaik."
Marvin yang meraih IPK 3,67 kuliah di UT pun merasa cocok karena dapat mengatur waktu dengan baik dan fleksibel.
"Jadi kuliah di UT kita bisa berprestasi akademik dengan baik juga berprestasi di dunia atlet," pungkasnya. (OL-14)