Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MUHIBAH Budaya Jalur Rempah 2022 yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) berhasil mencetak sejarah dengan mempertemukan empat Kesultanan Maluku Kie Raha yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Pertemuan tersebut dilakukan saat jamuan makan malam di atas geladak KRI Dewaruci yang bersandar di Pelabuhan Trikora, Tidore, 15 Juni 2022. Pertemuan empat kesultanan ini menjadi sejarah sebab merupakan pertemuan pertama mereka setelah sekian lama.
Di atas geladak kapal, empat kesultanan tersebut merundingkan dan membahas tentang pemajuan kebudayaan Maluku Kie Raha sebagai kepulauan rempah-rempah yang menjadi percontohan daerah-daerah di provinsi lain.
Baca juga: Vaksin dan Skrining HPV Bisa Cegah Kanker Serviks pada Perempuan
Baca juga: Dokter: Kenali Faktor Pemicu Asma Cegah Radang saat Kambuh
Selain empat kesultanan Maluku Kie Raha, jamuan ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud-Ristek Hilmar Farid; Direktur Pemanfaatan dan Kebudayaan Restu Gunawan; Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra; serta pejabat setempat.
"Pertemuan empat kesultanan ini merupakan peristiwa bersejarah. Kehadiran kami di geladak KRI Dewaruci merupakan pengulangan 500 tahun lalu nenek moyang kami naik ke kapal Galleon Belanda,” kata Sultan Ternate Hidayatullah Sjah dalam keterangannya, Selasa (21/6).
“Pada 1322 bangsa Ternate membangun peradaban, memperluas peradabannya dengan membangun penataan pemerintahan yang lebih lengkap dengan membentuk konfederasi yang namanya Moluku Kie Raha, menggabungkan tiga saudaranya menjadi satu di dalam Konferensi Moti. Saya yakin pada masa mendatang bahwa akan datang satu fase di mana peradaban gemilang kami akan kembali,” tegasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Perdana Menteri Sultan Bacan, Mochdar Salim Arief. Ia mengatakan bahwa pertemuan empat sultan di atas KRI Dewaruci juga menjadi bagian dari sejarah perjalanan rempah.
"Perjalanan rempah telah dilaksanakan di sini, ada beberapa pulau yang meliputi berbagai suku dan ini disertai pula dengan adanya diplomasi. Dari diplomasi inilah muncul tata krama,” jelas Mochdar.
Keempat sultan pun mengapresiasi ekspedisi Muhibah Budaya Jalur Rempah ini karena telah mengimplementasikan masing-masing kerajaan. Kerajaan-kerajaan akhirnya bisa hadir, dan merepresentasikan budayanya.
“Di Tidore ini, kami berterima kasih dengan agenda Muhibah Budaya Jalur Rempah yang telah mempertemukan kita semua. Inilah yang jarang sekali terjadi, kami akhirnya duduk di meja bersama, momen yang jarang sekali terjadi, empat kerajaan ini duduk bersama,” tambah Jou Mayor Kesultanan Tidore Iskandar S. Alting.
Hilmar Farid mengapresiasi agenda pertemuan para raja yang dihelat di lokasi bersejarah penghasil rempah. Dirinya juga mengingatkan bahwa upaya yang kini sedang dilakukan oleh pemerintah pusat juga perlu dibantu oleh setiap elemen masyarakat, termasuk empat kerajaan ini.
“Upaya untuk melakukan pelestarian budaya itu, adalah upaya bersama. Pemerintah pusat tidak akan bisa berjalan sendiri dan memerlukan upaya bersama terus menerus, meningkatkan kolaborasi, karena harapan saya tentu pertemuan yang baik ini menjadi titik awal untuk sama-sama melihat, proses, yang akan gemilang ke depannya,” jelas Hilmar.
Baca juga: Indonesia Tunjukkan Kepemimpinan dalam Pengelolaan Lingkungan
“Program ini sangatlah penting, di mana nantinya dari pihak kesultanan bisa menceritakan kisah-kisah sejarah dan berbagai hal pada anak-anak sekolah. Kita sedang merancang muatan lokal dalam pendidikan, sejarah budaya, dan muatan adat, kesenian, tradisi kita ini menjadi bagian gaya hidup anak-anak kita, sehari-hari. Tentunya ke depan akan diperlukan fasilitas, dan hal ini hanya mungkin terjadi apabila energi ini bisa tertancap dan kemudian diteruskan dengan semangat yang sudah kita bangun ini,” tambah Hilmar.
Maluku Kie Raha adalah istilah untuk menyebut empat kerajaan di Maluku pada zaman bahari yang sangat berpengaruh secara politis dan ketatanegaraan, yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan yang merupakan titik penting dalam jalur pelayaran rempah.
Saat ini, pemerintah sedang berupaya mengajukan jalur rempah sebagai Warisan Budaya Dunia yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2024 mendatang. Jalur rempah ini bukan hanya kenangan terhadap masa lalu tetapi juga memiliki arti penting untuk mengaktualisasikan jalur rempah di masa sekarang.
Muhibah Budaya Jalur Rempah dimulai 1 Juni 2022 hingga 2 Juli 2022 dengan menggunakan kapal legendaris KRI Dewaruci milik TNI AL. Kegiatan ini menyusuri enam titik Jalur Rempah yakni Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Neira, Kupang. Dari Kupang, KRI Dewaruci akan kembali ke Surabaya. (H-3)
History Fair UI 2024 kembali diadakan mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Indonesia dengan tema “Kontribusi Jalur Rempah di Dunia Melayu terhadap Peradaban Global.”
Di ruang domestik, perempuan merupakan penjaga warisan tradisi dalam mengolah rempah untuk berbagai kebutuhan mulai kuliner, obat-obatan, kecantikan, hingga kebersihan rumah tangga.
DALAM upaya memperkenalkan keragaman serta fungsi rempah-rempah nusantara khususnya kepada generasi muda, YNR menggelar pameran bertajuk Rempah dan Kita.
Pemerintah Negeri Melaka menyatakan masyarakat Malaysia mendukung dan siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO.
DELEGASI Indonesia dalam misi pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah singgah di Kota Melaka, Malaysia, pada 30 Juni-3 Juli 2024.
Muhibah Budaya Jalur Rempah bersama KRI Dewaruci akan singgah di Melaka pada Minggu (30/6) sebagai upaya memperkuat konektivitas kultural antara Indonesia dan Malaysia.
Gubernur DKI Pramono Anung mengapresiasi proses konsolidasi yang dilakukan kedua bank sebagai bentuk nyata kepatuhan terhadap regulasi, sekaligus wujud kolaborasi antarwilayah.
Maluku ekspor perdana 419 kg kerang hidup ke Thailand. Momentum dorong ekonomi daerah dan buka peluang pasar ekspor komoditas laut unggulan.
Riset-riset aplikatif, mulai dari produk pangan hingga inovasi probiotik mendukung sektor perikanan di Maluku Utara.
Menteri Brian menekankan pentingnya gotong royong lintas sektor dalam memajukan sumber daya manusia.
Selain meningkatkan pemahaman tentang K3, IWIP juga menyelenggarakan lomba-lomba dan kegiatan untuk mempererat kebersamaan antarkaryawan.
Ketua Umum Kadin Provinsi Maluku, Sam Latuconsina mengatakan bahwa gugatan ini dilakukan untuk memperjuangkan kestabilan dan keberlanjutan ekonomi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved