Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) bersama KRI Dewaruci dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah menuju Banda Neira yang sebelumnya sempat bersandar di Ternate dan Tidore Maluku.
"KRI Dewaruci merupakan kapal tangguh yang dimiliki Republik Indonesia, menjadi sebuah kehormatan bagi kami menjadi tempat berlabuh dari kapal bersejarah ini di pelabuhan Trikora Tidore," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tidore Ismail Dukomalamo di Pelabuhan Trikora, Tidore, Kamis (16/6).
Diketahui, Muhibah Budaya Jalur Rempah Kemendikbud-Ristek melakukan pelayaran bersama KRI Dewaruci dimulai dari Surabaya, Makassar, Bau Bau, Ternate, Tidore, Banda Neira, Kupang, dan Surabaya. Sehingga total jarak tempuh adalah 3.050 Nm.
Ekspedisi ini menunjukkan KRI Dewaruci masih tetap gagah meski sudah berumur 69 tahun.
"Kapal Dewaruci telah membuktikan kegagahannya mampu mengelilingi dunia. KRI Dewaruci akan melanjutkan perjalannya dari Tidore menuju Banda Neira yang kemudian akan dilanjutkan ke Kupang dan kembali ke titik awal yaitu Surabaya," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbud Gandeng TNI AL Gelar Muhibah Budaya dan Jalur Rempah
Tujuan dari Jalur Rempah ini yaitu menyalakan kembali ingatan dan kebanggaan jati diri sebagai bangsa bahari dan memperkuat tali Indonesia yang sejak ribuan tahun lalu telah dirajut melalui kehangatan persahabatan, asimilasi, pengetahuan, budaya, peradaban, serta diplomasi di setiap pelabuhan Jalur Rempah.
Kemudian meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan, mengemban dan memanfaatkan warisan budaya Jalur Rempah untuk modal meningkatkan kesejahteraan bersama yang lestari.(OL-5)
DELEGASI Indonesia dalam misi pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah singgah di Kota Melaka, Malaysia, pada 30 Juni-3 Juli 2024.
Pemerintah Negeri Melaka menyatakan masyarakat Malaysia mendukung dan siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO.
"Anak-anak akan bertemu langsung pelaku sejarah sesungguhnya. Apa yang dialami dan apa yang dirasakan serta bagaimana menatap masa depan,"
Dengan banyaknya kegiatan yang menonjolkan budaya sekitar, Banda dan segala keindahannya diharapkan akan terekspos luas demi menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
Maluku Kie Raha adalah istilah untuk menyebut empat kerajaan di Maluku pada zaman bahari yang sangat berpengaruh secara politis dan ketatanegaraan, yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan.
Hilmar berada di Banda Neira dalam mengemban misi Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2022, yang diikuti 147 laskar rempah dari 34 provinsi.
Raja Banda Ely Alimudin Latar Ratwar menceritakan terjadi pembantaian di Banda pada 8 Mei 1621 terhadap masyarakat Banda yang melawan Belanda.
“Cukup delapan tahun saya menanggung perasaan bersalah tidak bisa mempertanggungjawabkan karya di hadapan pendengar,”
"Saya ingin menyampaikan kisah dari pembantaian Pulau Banda Neira ini, untuk mendorong publik agar tidak melupakan sejarah, inilah yang terjadi,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved