Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
FENOMENA laut pasang hingga berdampak terjadinya banjir rob di sejumlah daerah pesisir belakangan menjadi perhatian serius. Genangan rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hingga perbatasan pesisir Sayung, Demak dan juga di pesisir Pekalongan beberapa waktu lalu merupakan fenemona laut pasang yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo S. Pranowo mengungkapkan anomali cuaca akibat perubahan iklim sulit untuk diprediksi. Hal itu memperparah potensi bencana seperti rob yang sebenarnya dipengaruhi peralihan angin monsun.
Baca juga: Gaya Hidup Sehat akan Kurangi Risiko Penyakit Jantung di Usia Senja
Baca juga: Model Pembelajaran Berbasis TIK makin Mudah Diaplikasikan
"Angin monsun kalau normal sebenarnya gak tinggi-tinggi amat. Cuman karena perubahan iklim anginnya menjadi tidak biasa, sulit diprediksi karena cuaca ekstrim harus dipantau menggunakan satelit supaya bisa melihat lebih luas. Jadi kalau ada anomali di sekitar Indonesia itu bisa memberikan peringatan dini," ujarnya kepada Media Indonesia, Senin (30/5).
Dijelaskanya, Laut Jawa memiliki karakter yang cukup unik, yakni sangat dipengaruhi oleh angin monsun. Bulan Mei adalah masa akhir dari peralihan dari angin monsun barat yang bergerak dari barat menuju ke timur menjadi angin monsun timur yang bergerak dari timur menuju ke barat.
"Kondisi hembusan angin tersebut berpeluang menyeret elevasi muka laut di Laut Jawa di bagian timur yang diseret menuju ke barat," terangnya.
Menurutnya, ketika mengamati kondisi elevasi muka laut yang murni hanya dibangkitkan oleh gaya pasang surut akibat gaya tarik rembulan dan matahari, maka elevasi muka laut tertinggi sebenarnya terjadi pada tanggal 19 Mei 2022. Sedangkan pada tanggal 23 Mei 2022 ketika terjadi rob di pesisir utara Jawa, elevasi muka laut karena pasang surut justru lebih rendah.
"Yang menarik adalah ketika dilakukan analisis secara kopling, yakni dugaan adanya akumulasi atau penumpukan elevasi muka laut akibat seretan angin dan gaya pasang surut, maka elevasi paling tinggi justru terjadi sekitar tanggal 23 Mei 2022, baik di stasiun pengamatan di Semarang dan Pekalongan maupun di Rembang," tuturnya.
Gradien elevasi muka laut pada tanggal 23 Mei 2022 tersebutlah yang diduga memiliki peluang menciptakan debit aliran yang banyak dan kuat dari arah laut menuju ke darat. Debit aliran massa air ini, ada yang overtopping atau melimpas/mengalir membanjiri darat melewati bagian atas tanggul, dan ada juga yang alirannya menjebol tanggul.
Widodo menambahkan, terkait jebolnya tanggul juga dipengaruhi penurunan permukaan tanah. Sebab, tanah di pesisir Semarang merubakan tumpukan sedimentasi yang kemungkinan belum cukup keras.
Fenomena pasang harus terus dipantau dengan memperhatikan dampak perubahan iklim seperti cuaca ekstrem. Mengingat, pasang surut permukaan laut bisa berpotensi bencana karena dipengaruhi angin kencang dan hujan
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk esok hari, Rabu, 16 Juli 2025. Setidaknya 16 wilayah di Indonesia terancam hujan lebat
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, udara kabur, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan
Untuk 38 kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
PENELITI Gender dari Pusat Riset Politik BRIN Kurniawati Hastuti Dewi mengatakan, tindakan khusus sementara diperlukan untuk memperkuat keterwakilan perempuan di politik.
INDONESIA melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menjadi tuan rumah gelaran World Science Forum (WSF) ke-12 pada 2026. Ini menandai pertama kalinya WSF diselenggarakan di Asia.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Kabupaten Bandung mencatatkan skor tinggi dalam berbagai pilar penting seperti pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, kelembagaan, inovasi dan teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved