Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia selama tiga hari ke depan pada 26-28 Mei 2022. Sejumlah wilayah akan diguyur hujan dengan intensitas lebat hingga disertai angin kencang dan kilat/petir.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan pusat tekanan rendah terpantau di Samudera Hindia barat daya Banten yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Samudra Hindia barat daya Banten, dari pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, dan dari Jawa Barat hingga Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.
"Sirkulasi siklonik terpantau berada di Maluku Utara dan Samudra Pasifik utara Papua yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Laut Maluku hingga Laut Halmahera dan di Samudra Pasifik utara Papua," kata Guswanto diminta keterangannya Kamis (26/5).
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah tekanan rendah/sirkulasi/konvergensi tersebut.
Peningkatan kecepatan angin permukaan terpantau di Laut Andaman, perairan utara Aceh, Selat Malaka bagian utara, Teluk Thailand, dan Laut Natuna utara hingga mencapai >25 knot, kondisi ini dapat memicu peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan.
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada hari ini, Kamis (26/5) meliputi wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Selanjutnya, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Maluku.
Pada Jumat (27/5), daerah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petur dan angin kencang tersebar di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo.
Selain itu, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, dan Papua.
Selanjutnya Sabtu (28/5) meliputi Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, dan Papua.
Adapun wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada Kamis (26/5) adalah DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Papua Barat, dan Jumat (27/5) meliputi Kalimantan Timur, Papua Barat serta Sabtu (38/5) meliputi Bali, Nusa, Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Papua Barat.
Sementara itu, wilayah yang berpotensi angin kencang hingga Sabtu (28/5) hanya wilayah Aceh. (H-2)
Ketinggian gelombang terjadi di perairan Jawa Tengah tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
Program 100 Hari Pramono – Rano, salah satunya adalah program pengerukan sungai untuk penanganan banjir.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Kabar gembira datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyebaran informasi kebencanaan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk operator seluler dan televisi.
Selain gempa dan tsunami, layanan distribusi informasi peringatan dini berbasis televisi digital tersebut juga memungkinkan untuk bencana, seperti kebakaran hutan, aktivitas vulkanik.
ADANYA potensi gempa dan tsunami megathrust membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diminta agar merawat sistem peringatan dini di daerah.
Power supply menjadi hal yang paling mendasar dan esensial yang harus diperkuat pemerintah untuk membuat sistem SNPDK dapat berjalan efektif.
Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Adrin Tohari mengatakan pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur berupa power supply guna memaksimalkan pemberian informasi kebencanaan.
Pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana perlu ditingkatkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved