Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KETUA Perhimpunan Dokter Hipertensi atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Erwinanto mengatakan tekanan darah harus dikendalikan baik bagi pasien hipertensi maupun individu yang tidak menderita hipertensi.
Bukti penelitian yang ada secara konsisten memperlihatkan bahwa penurunan tekanan darah bagi pasien hipertensi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan gagal ginjal, yang selain berhubungan dengan tingkat kematian tinggi juga menghabiskan biaya terbesar dari penyakit katastropik di Indonesia.
"Sedangkan bagi individu yang bukan penyandang hipertensi, tekanan darah juga perlu dikendalikan untuk mencegah terjadinya hipertensi," ujar Erwinanto dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia 2022, dikutip Minggu (22/5).
Baca juga: Risiko Hipertensi Meningkat Seiring Bertambahnya Usia
Hari Hipertensi Sedunia atau World Hypertension Day (WHD) 2022 kembali menekankan pentingnya mengukur dan mengendalikan tekanan darah untuk mencapai hidup yang berkualitas.
Dia menjelaskan, setiap peningkatan tekanan darah sebesar 20/10 mm Hg, dimulai dari tekanan darah 115/75 mm Hg, berhubungan erat dengan peningkatan kematian akibat penyakit jantung koroner dan stroke sebesar dua kali.
Peningkatan tekanan darah juga meningkatkan kejadian penyakit ginjal secara bermakna. Di tingkat masyarakat, pencegahan hipertensi diharapkan dapat menurunkan prevalensi hipertensi.
Survey May Measurement Month, yang dilakukan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia pada 2017 yang mengikutsertakan partisipan di daerah perkotaan berusia muda (umur rerata 43 tahun) menunjukkan hanya 52,5% penyandang hipertensi yang minum obat penurun tekanan darah.
Dalam pemaparannya, ia juga mengimbau masyarakat untuk mengukur tekanan darah secara akurat, guma mengetahui menderita hipertensi atau tidak.
"Jika menderita hipertensi, kendalikan tekanan darah melalui usaha menurunkannya dengan cara terapi perubahan gaya hidup dengan atau tanpa terapi obat, apabila tidak menderita hipertensi, kendalikan tekanan darah melalui usaha pencegahan agar tekanan darah tidak naik melalui terapi perubahan gaya hidup," katanya.
Pengendalian tekanan darah yang dilakukan akan berdampak pada hidup yang lebih lama karena peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), stroke serta ginjal.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal InaSH Djoko Wibisono menjelaskan hipertensi yang tidak dikendalikan dan ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian akibat kerusakan organ. Hal ini dikenal dengan istilah Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD).
Dampak kerusakan organ yang disebabkan oleh hipertensi pada otak mengakibatkan stroke, pada jantung mengakibatkan penyakit jantung koroner, infark miokard, pembesaran jantung kiri dan gagal jantung.
Selain itu, hipertensi pada ginjal dapat menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang membutuhkan hemodialysis, hipertensi pada mata dapat menyebabkan retinopati yang berakhir dengan kebutaan.
"Komplikasi hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah baik dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi (obat)," jelas Djoko.
Djoko mengatakan, untuk menghindari terjadinya kerusakan organ, penderita hipertensi bisa melakukan pola hidup sehat dengan menurunkan berat badan, mengatur diet, mengatur asupan garam kurang jadi 5 gram per hari, banyak konsumsi sayur dan buah, menghindari lemak berlebihan, berhenti merokok serta olahraga secara teratur.
Yang tidak kalah penting adalah minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter, berhenti mengonsumsi alkohol, mengendalikan stres, melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin serta periksa laboratorium untuk deteksi dini terjadinya komplikasi. (Ant/OL-1)
Risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
saat ini dunia sedang memberikan perhatian serius pada virus Lujo (LUJV) dan virus Oropouche (OROV). Untuk itu, pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai hal ini.
Segala sesuatu yang merusak jantung juga bisa menimbulkan masalah hati, seperti virus, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan.
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
BANYAK penyakit akibat kerja saat ini tetapi belum dilaporkan. Karenanya, RS Umum Pekerja diharapkan menjadi menjalankan pelayanan yang cepat, inklusif, dan profesional.
Diabetes tipe 2 muncul ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan/atau tidak memproduksi insulin cukup untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa terjadi tanpa gejala. Kenali kategori tekanan darah, risiko, dan pentingnya pemeriksaan rutin.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan terdalam pembuluh darah.
Dalam dunia kerja, obesitas dapat mengganggu keberlangsungan produktivitas (brain frog) dan penurunan kesehatan karena penyakit penyerta dari obesitas.
Faktor risiko hipertensi mencakup berat badan berlebih dan obesitas, riwayat hipertensi dalam keluarga, serta kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved