Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PLANETARIUM dan Observatorium UIN Walisongo menjadi salah satu lokasi rukyatul hilal, baik saat penentuan awal Ramadan maupun Syawal 1443 H. Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kementerian Agama Akhmad Fauzin mengatakan bahwa planetarium UIN Walisongo ini memiliki sejumlah keunggulan.
“Ini merupakan planetariun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang pertama di Indonesia,” ujar Fauzin dalam keterangannya, Jumat (6/5). “Planetarium ini sudah dilengkapi dengan teknologi digital terbaik atau digistar 6,” sambungnya.
Menurut Fauzin, Planetarium UIN Walisongo ini juga menjadi planetarium universitas terbesar peringkat tiga di dunia dengan diameter mencapai 18m. Gedung ini sudah menggunakan digital projector dengan kualitas 4K dan screen dome menggunakan teknologi nanosame.
“Kualitas sound surround juga sudah 4.0 dolby surround dengan kapasitas kursi penonton mencapai 190 orang. Gedung ini sekaligus menggabungkan fungsi observatorium dan planetarium,” sambungnya.
Apresiasi sebelumnya juga disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat meninjau gedung ini pada 26 September 2021. "Ini luar biasa. Saya kagum begitu masuk ruangan ini. Apalagi setelah menonton beberapa tayangan edukasi," kata Menag Yaqut saat itu.
Menag bahkan mendorong sekaligus mendukung penyempurnaan gedung Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo ini sebagai tempat edukasi sekaligus destinasi wisata. Oleh karenanya, Menag minta gedung tersebut dipersiapkan lebih lengkap dan tidak terburu-buru untuk diresmikan.
Hal senada disampaikan Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufiq. Kepada Menag, Imam Taufiq saat itu melaporkan bahwa gedung Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo ini menjadi satunya-satunya planetarium di dunia pendidikan dan terbesar di PTKIN.(H-1)
Pengamatan hilal pada 10 Maret 2024 dimulai dari pagi hingga bulan terbenam di ufuk barat
KEMENAG menunjuk 99 titik yang direncanakan sebagai lokasi rukyatul hilal awal Syawal 1443 H yang dilaksanakan secara serentak pada Minggu (1/5/2022).
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menyebut, Idul Adha kali ini kemungkinan terjadi pada tanggal 9 Juli dan 10 Juli 2022.
Dari 86 titik di 34 provinsi pemantauan hilal, tak ada satu pun yang melaporkan telah melihat hilal.
KEMENTERIAN Agama menyampaikan bahwa penetapan awal Ramadan masih menunggu hasil rukyatul (pemantauan) hilal dari 124 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI Jawa Barat (Jabar), meminta agar Kementerian Agama (Kemenag), sebaiknya melakukan pengkajian secara matang.
Festival Ramadhan tahun ini bukan hanya tentang pembagian bingkisan semata, tetapi juga tentang semangat kolaborasi yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sidang Isbat dihelat oleh Kemenag, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Sidang yang bertepatan dengan 29 Zulqa’dah 1440H ini akan dipimpin oleh Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin.
Pada kesempatan itu, Menag mengecek kamar-kamar jemaah haji, ketersediaan air minum, serta bagaimana distribusi makanan yang diterima jemaah haji selama ini.
Mekanisme dan pola pengawasan PIHK khususnya di bandara akan menjadi bahan evaluasi untuk memonitoring dan memantau pelaksanaan ibadah haji khusus tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved