Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terkait tata laksana penanganan pasien hepatitis akut yang hingga kini belum diketahui etiologinya.
Dalam rekomendasi yang ditandatangani Ketua IDAI Dr Piprim Basarah Yanuarsi tersebut disebutkan bahwa setiap rumah sakit melakukan perawatan pasien dalam ruang isolasi serta melakukan monitoring perjalanan klinis terutama kesadaran pasien.
Selanjutnya pengenalan gejala dan tanda hepatitis fulminan atau gagal hati akut, sehingga PT/INR dipantau secara berkala. Bila ada kecenderungan peningkatan nilai PT/INR, pasien perlu mendapatkan perawatan di ruang rawat intensif, karena dikhawatirkan akan berlanjut menjadi hepatitis fulminan.
"Pasien mengalami hepatitis fulminan bila didapatkan tanda koagulopati dengan INR > 2 yang tidak dapat dikoreksi dengan vitamin K (gangguan fase akut fungsi hepatoselular), atau terdapat penurunan kesadaran (ensefalopati) yang disertai koagulopati dengan INR > 1,5," dalam rekomendasi tersebut.
Selanjutnya Kortikosteroid hanya diberikan pada kecurigaan hepatitis autoimun. Jika dicurigai terkait MISC maka tata laksana mengikuti panduan IDAI sebelumnya.
Untuk tata laksana pasien hepatitis fulminan pasien dirawat di ruang rawat intensif untuk pemantauan secara ketat terus-menerus dan dirawat di ruang yang tenang untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial mendadak.
"Kebutuhan total cairan direstriksi menjadi 85-90% rumatan, untuk mengurangi risiko edema serebri. Keadaan hipovolemia/dehidrasi harus segera dikoreksi. Kebutuhan kalori dapat dipenuhi dengan pemberian nutrisi melalui NGT," katanya.
Pemantauan pasien hepatitis fulminan mencangkup Saturasi oksigen, urine output tiap 6 jam, tanda vital tiap 6 jam, termasuk tekanan darah, observasi neurologis, pemeriksaan gula
darah, elektrolit dan PT/INR tiap 12 jam, pemeriksaan darah perifer lengkap tiap hari, dan kultur darah dan urin saat awal perawatan dan diulang sesuai perkembangan klinis.
Bila pasien mengalami hepoglikemia diatasi dengan pemberian dekstrosa intravena. Untuk obat pasien hepatitis fulmunian ada antibiotik sistemik dan antijamur oral profilaksis untuk menurunkan risiko infeksi bakteri dan infeksi jamur.
Pada neonatus dapat diberikan asiklovir intravena sampai infeksi HSV dapat disingkirkan. Kemudian N-asetilsistein (NAC) intravena dapat diberikan melalui infus berkala 100 mg/kg/24 jam sampai INR normal. (H-2)
Survei Kesehatan 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir menurut kelompok usia tetap tinggi, dengan anak di bawah 1 tahun memiliki tingkat kekambuhan 53,5%.
Sekitar 40% MPASI terkontaminasi E.coli sehingga harus diperhatikan proses pembuatan dan penyimpanannya.
Kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Ruam popok membuat bayi tidak nyaman bergerak. Padahal, gerakan aktif seperti merangkak, berguling, dan berjalan sangat penting untuk perkembangan otot dan koordinasi bayi.
Orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunisasi yang efektif mencegah polio.
Alergi susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak.
DENGAN merujuk penelitian Accenture, teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mampu mereduksi human error (kesalahan manusia)
Apakah nantinya dengan keberadaan dokter asing dan RS asing di Indonesia serta-merta tidak akan ada lagi orang Indonesia pergi ber obat ke luar negeri sehingga dapat menghemat devisa?
Filosofinya, bukan sebatas mengobati pasien, melainkan membuat masyarakat hidup sehat, sejahtera, dan bahagia.
Pemilik klinik menggunakan tenaga WNA untuk membuat korban percaya dan mau mengeluarkan biaya yang cukup besar dengan iming–iming mampu mengobati tanpa operasi
Lois kendati tidak ditahan, kini berstatus tersangka kasus dugaan hoaks. Bareskrim memastikan kasus dr Lois ini tetap berjalan.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved