Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Koreksi Data Hisab-Rukyat Ramadan Dipelintir, Ini Jawaban BMKG

Ferdian Ananda Majni
08/4/2022 09:30
Koreksi Data Hisab-Rukyat Ramadan Dipelintir, Ini Jawaban BMKG
AWAL RAMADAN: Pengamatan hilal sebagai tanda esok harinya umat muslim wajib berpuasa. Pemerintah menetapkan awal Ramadan jatuh pada 3 April(MI/ Amir MR)

BEREDAR  pesan mengenai Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang melakukan koreksi data penghitungan astrononomi terhadap bulan baru (hilal) awal Ramadan 1423 Hijriyah/ 2022 Masehi, baik metode hisab dan rukyat.

Konten yang beredar di media perpesanan WhatsApp itu, dilakukan lewat pemelintiran dengan menyertakan link berita terverifikasi soal kegiatan koreksi data hisab-rukyat oleh BMKG. Dalam berita dari link tersebut disebutkan kegiatan BMKG soal kalibrasi data hisab-rukyat tetapi disandingkan dengan narasi penafsiran yang berbeda oleh pengguna media sosial.

Adapun narasi dari pesan di WhatsApp itu sebagai berikut. “Hilal Terlihat 2 April di 10 Lokasi, BMKG: Untuk Koreksi Data Hisab -https://bali.jpnn.com/bali-terkini/14579/hilal-terlihat-2-april-di-10-lokasi-bmkg-untuk-koreksi-data-hisab. Jadi faktanya 1 Ramadhan ya Sabtu tgl 2 April.......! Udah lewat baru koreksi, Begitulah kalau Menagnya rada rada...”

Atas viralnya pesan hoaks dengan kategori misleading content (konten dipelintir untuk menjelekkan) tersebut, otoritas BMKG angkat bicara.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan terdapat kesalahan narasi tersebut. Rahmat menjelaskan jika hilal tampak pada 2 April bukan berarti puasa dilakukan pada hari yang sama. Akan tetapi, jika pada  2 April hilal baru tampak, maka puasa dilakukan pada hari esoknya. Dengan kata lain, jika hilal dapat teramati perukyat pada 1 April maka puasa dilakukan pada 2 April.

Adapun terkait proses hisab-rukyat oleh BMKG pada 2 April dilakukan untuk melakukan cek dan ricek atau kalibrasi terhadap data astronomi dan dicocokkan dengan melihat bulan langsung.

"Tanggal 2 April kita tetap melakukan pemantauan hilal untuk mengoreksi data kita sendiri. Tanggal 2 Maghrib dilakukan, artinya keduanya tampak betul hilal pada Maghrib sudah tinggi, sudah 11 derajat lebih, ada yang 12 derajat di beberapa lokasi," kata Rahmat dalam keterangannya dilansir Jumat (8/4).

"Itu artinya pada  2 April (hilal) tampak, 3 April wajib puasa. Orangnya (penyebar pesan berantai) gak paham, dianggapnya hilal tampak pada 2 April sehingga tanggal 2-nya puasa, bukan begitu," sebutnya.

"Kalau hilalnya tampak tanggal 1 maka tanggal 2-nya puasa. Karena hilal tidak tampak pada tanggal 1, maka tanggal 2 tidak puasa," lanjut Rahmat.

Ia mengatakan penampakan hilal pada 2 April memperkuat keputusan Menteri Agama bahwa 1 Ramadhan 1423 Hijriyah jatuh pada 3 April 2022.

Perlu diketahui bahwa untuk penentuan awal bulan Ramadan 1443 H, secara hukum agama Islam pengamatan hilal dilaksanakan pada  29 Syakban 1443H yang bertepatan dengan 1 April 2022 setelah matahari terbenam.

Dari proses melihat bulan/ rukyat pada 1 April petang di semua lokasi pengamatan di Indonesia tidak terlihat hilal. Atas hal tersebut, Menteri Agama melalui pembahasan di sidang isbat, memutuskan 1 Ramadan 1443 H jatuh pada 3 April 2022 (bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari).

"Secara hukum agama Islam, pengamatan hilal hari Sabtu 2 April 2022 yang bertepatan dengan 30 Syakban 1443 H tidak diperlukan lagi. Tetapi secara tugas pokok dan fungsi BMKG sangat diperlukan untuk memverifikasi atau mengkoreksi hasil hisab (perhitungan) oleh BMKG," terang Rahmat.

Sehingga pengamatan hilal oleh BMKG Sabtu 2 April 2022 bukan untuk mengoreksi keputusan Menteri Agama tentang tanggal 1 Ramadan 1443 H jatuh pada 3 April 2022. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya