Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PLT Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryato mengatakan bahwa waspada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) jelang musim kemarau tahun 2022. Terlebih musim kemarau tahun ini diperkirakan dominan bersifat normal bahkan sebagian kecil berada di bawah normal.
"Tahun lalu musim kemarau bersifat di atas norrmal atau cenderung basah. Jadi jika dibandingkan dengan tahun 2021 maka potensi karhutla pada 2022 akan lebih besar," kata Urip dilansir Sabtu (19/3).
Saat ini telah terpantau beberapa hotspot lebih dini meliputi Aceh, Riau, Sumsel, Sumut, Bangka Belitung, Kalbar dan sejumlah titik lainnya.
"Di Kalbar cukup banyak, ada 18 titik hotspot," ujarnya.
Baca juga: BMKG: Dinamika Atmosfer Menuju Normal di Tengah La Nina
Baca juga: Terus Berkurang, Wisma Atlet Tampung 948 Pasien Covid-19
Dia memastikan kecenderungan musim ini perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan. Dia juga meminta untuk memanfaatkan kondisi awal musim kemarau yang mundur sekitar 47,7%.
"Musim kemarau yang mundur ini berangkali bisa memberikan benefit atau keuntungan terkait dengan kebutuhan air yang cukup untuk tanaman padi pada musim tanam kedua," terangnya.
Kondisi ini bisa dimanfaatkan stakeholder terkait, masyarakat untuk menampung air atau memanen air hujan dalam rangka menghadapi musim kemarau.
"Di dalam Maret ada beberapa daerah yang masih kemungkinan terjadi hujan," lanjutnya
Begitu juga sebagian kecil wilayah Indonesia bahwa saat ini memasuki musim hujan dan akan mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 2022, seperti sebagian wilayah Sulawesi, dan Ambon.
"Perhatian kita tidak boleh hanya fokus pada karhutla, pada tahun tahun 2020 misalnya terjadi banjir besar di Luwu pada Juli, sebagian besar wilayah Indonesia sudah musim kemarau dan beberapa daerah justru terjadi banjir," pungkasnya. (H-3)
Pelatihan mitigasi bencana penting, terutama bagi masyarakat Kabupaten Bandung yang berdekatan atau dilintasi Sesar Lembang.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Berdasarkan catatan BPBD Kendal ancaman banjir rob masih menjadi momok bagi ribuan keluarga di Kabupaten Kendal, setidaknya ada 7 desa/kelurahan di 3 kecamatan.
38 kota besar di Indonesia akan mengalami potensi hujan ringan, hujan sedang, hujan disertai dengan petir, berawan, dan berawan tebal yang akan melanda
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 1 Juli 2025.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Usulan ini didasarkan pada data BMKG yang memprediksi puncak musim kemarau akan berlangsung pada Juli-Agustus mendatang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved