Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBUAH buku berjudul “Panggung Demokrasi 2021” yang ditulis oleh wartawan senior Suradi, MSi memberi perspektif historis yang kuat tentang bagaimana penyelesaian konflik internal yang terjadi di sebuah partai politik.
Meski terjadi pada seabad silam, tetapi benang merah masalah tersebut masih sangat relevan dengan persoalan politik saat ini.
Apa yang diungkap dalam buku yang baru terbit tersebut? Pada keterangan tertulis, Rabu (9/3), Suradi menyebutkan, dalam buku ini dibedah konflik internal dalam Partai Sarekat Islam (PSI) pada dekade kedua abad XX.
Dua tokoh yang mewakili kaum dan tua serta ideologi Islam dan Komunis yakni Haji Agus Salim dan Semaoen menjadi sentral dalam pembahasan buku ini.
Dua kubu, kelompok Haji Agus Salim dan Semaoen saling berdebat dan meyakinkan pendukungnya melalui surat kabar dan rapat-rapat partai. Dapat dikatakan, panggung politik saat itu cukup riuh, di samping persoalan yang ada di tanah jajahan yang masih bernama iIndia Belanda.
"Guna mencari penyelesaian konflik, disepakati menggelar Kongres Luar Biasa Central Sarekat Islam (KLB-CSI) di Surabaya 6-11 Oktober 1921," jelas Suradi.
KLB ini digelar untuk menyelesaikan konflik diantara pemimpin Sarekat Islam (SI) yang berbeda pandangan dan haluan atau strategi perjuangan, menghadapi situasi perubahan masyarakat di awal tahun 1920-an.
Nah, menariknya, lanjut Suradi, KLB benar-benar menjadi ‘panggung demokrasi’ sebab masing-masing pihak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pemikiran, konsep, strategi, dan landasan (isme) perjuangan. Tidak ada banting meja atau kekerasan yang sering kita lihat dalam penyelesaian konflik internal partai di masa modern.
Bahkan, ungkap Suradi, ketika konflik tetap tidak bisa diselesaikan dengan cara yang sangat beradab yakni dengan berbagai argumentasi di forum KLB, maka jalan akhir ditempuh dengan pemungutan suara atau voting.
Dijelaskan Suradi, sejarah telah mencatat bahwa dalam KLB yang mempertemukan pihak yang berkonflik, dalam konteks ini kelompok Haji Agus Salim dan kelompok yang masih relatif muda dan dianggap revolusioner,
Semaoen berakhir dengan disiplin partai,setelah hasil voting menunjukkan kelompok Haji Agus Salim lebih banyak pendukung.
Semaoen kemudian dikeluarkan dari Sarekat Islam dan lebih banyak aktif-bahkan sebagai pemimpi Partai Komunis Hindia yang kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Buku baru “Panggung Demokrasi 1921: Haji Agus Salim VS Semaoen” ini dikonsep secara simpel, tidak bertele-tele dan fokus pada satu topik saja.
Karena itu, bentuk bukunya juga kecil dan tidak tebal. Tujuannya, seperti konsep penerbitan buku seri "For Beginners" yakni bagaimana konsep-konsep serius dijelaskan dalam buku dengan sederhana, menarik, namun komprehensif.
Suradi, penulis buku ini ketika menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Sejarah UI, meneliti Sarekat Islam, khususnya pemikiran Haji Agus Salim.
Tugas akhirnya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul “Haji Agus Salim dan Konflik Politik dalam Sarekat Islam” yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan (1997) dan diberi pengantar Dr. Taufil Abdullah.
Buku ini kemudian dicetak ulang Penerbit Matapadi, Yogyakarta, 2014. Sejumlah buku politik dan biografi telah lahir dari tangan Suradi. (RO/OL-09)
Meski hanya ingin bermain seperti teman-teman sebayanya, Sato Reang tak bisa mengabaikan seruan beribadah dari sang ayah.
Visi yang kuat dapat memberikan arahan dan motivasi bagi seluruh anggota tim.
Berbagai kisah seru, menarik, dan menyentuh saat kuliah di STP/IISIP 40 tahun lalu tergambarkan dalam antologi cerpen mini berjudul Tahun Ini 40 Tahun Lalu.
Buku tersebut juga mengisahkan sisi-sisi humanis terkait peristiwa sejarah pascagempa dan tsunami 2004.
Meskipun secara eksplisit Rumi tidak pernah mendefinisikan makna cinta, lewat syair-syairnya dapat ditelusuri lebih jauh bagaimana penjelasan cinta yang ia maksudkan.
Patah hati sampai saat ini secara umum masih dianggap sebagai hal yang trivial dan terkesan remeh.
PERNAHKAH terpikir rasanya bekerja sebagai insinyur atau (engineer) di sebuah perusahaan migas besar bahkan ditempatkan di negeri orang?
Buku Ternyata Tanpamu ialah kumpulan puisi tentang perjalanan kehilangan dan perjalanan emosi.
PANDANGAN seputar kecantikan yang membawa dampak positif pada beberapa hal dalam kehidupan tertuang di buku The Essentiality of Beauty yang diluncurkan oleh perusahaan kecantikan Loreal.
Ingin mati, tapi malah mengurus penguburan jenazah. Ingin mati, tapi malah tertunda gara-gara seporsi mi ayam.
Membungkus kisah hubungan antara Indonesia-Timor Leste menjadi lebih kekinian.
BISA jadi hari-hari berlalu bersemangat dalam berkegiatan seperti sekolah atau bekerja, tanpa pernah mengerti apa itu kesepian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved