Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
HAND sanitizer karya siswa Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 (Smamda) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, meraih medali emas pada World Science, Enviroment And Engineering Competition (WSEEC) 2021.
Judul penelitian yang mereka lombakan adalah The Utilization Of Durian Skin, Bagasse, and Candlenut Seeds In The Era Of Pandemic To Be A Hand Sanitizer. Berbeda dengan hand sanitizer pada umumnya, mereka menciptakan hand sanitizer yang ramah lingkungan.
Disebut ramah lingkungan karena berbahan ampas tebu dan biji kemiri yang juga tak terpakai. Uniknya lagi aroma hand sanitizer adalah durian karena menggunakan kulit buah khas Asia Tenggara tersebut.
"Kandungan utama hand sanitizer kan ada tiga, alkohol, gliserin dan disinfektan. Alkohol kita manfaatkan ampas tebu, gliserin menggunakan biji kemiri yang sudah afkir, sementara disinfektan memang menggunakan kimiawi supaya ampuh membunuh kuman," kata guru Kimia Smamda Sidoarjo sekaligus guru pembimbing siswa mengikuti lomba, Ernawati Kristinningrum, Senin (21/2).
WSEEC yang menjadikan lima siswa Smamda Sidoarjo meraih emas tersebut sebenarnya berlangsung Juni 2021 lalu. Namun baru dipublikasikan karena kondisi pandemi covid-19. Perlombaan itu pun juga dilakukan secara daring. WSEEC 2021 diikuti 21 negara baik dari Asia dan Eropa.
Hand sanitizer berbahan ramah lingkungan tersebut meraih medali emas tingkat internasional dari Indonesia Young Scientist Association (IYSA). Bahkan juga mendapat special award tingkat internasional dari Malaysia Innovation Invetion, and Creativity Association (MIICA).
Juri asal Malaysia, kata Ernawati, saat itu sempat menanyakan mengapa aroma hand sanitizer dipilih durian. Apalagi tidak semua orang menyukai aroma terapi, mengingatkan buah durian tidak ada di sejumlah negara seperti di Eropa.
"Namun anak-anak saat itu juga pintar menjawab, sengaja memilih itu karena icon buah Asia. Selain itu yang digunakan bukan buahnya melainkan kulit atau limbahnya," kata Ernawati.
Hand sanitizer yang diciptakan lima siswa dan satu guru pembimbing ini sengaja berbahan limbah ampas tebu. Ampas tebu ini kebetulan mudah didapatkan di Sidoarjo karena lokasi sekolah hanya beberapa kilometer dari Pabrik Gula Candi.
Ampas tebu tersebut disterilisasi dengan cara dipanaskan hingga suhu mencapai 120 derajat celcius. Setelah proses sterilisasi cukup pada suhu tersebut, ampas tebu yang sudah menjadi adonan didinginkan. Ampas tebu yang sudah dingin selanjutnya dimasukkan botol untuk proses fermentasi.
Ampas tebu yang sudah difermentasi itu kemudian dilakukan destilasi. Destilasi ini adalah proses untuk memisahkan alkohol yang ada pada kandungan ampas tebu. Proses destilasi dilakukan kedap udara agar hasilnya bisa maksimal.
Dalam proses destilasi ini juga disertai pendinginan yang cukup menggunakan es batu. Pendinginan dilakukan agar terjadi kondensasi uap alkohol secara sempurna. Lalu dimasukkan ke tempat tertutup. Di sisi luar tempat yang tertutup juga diberi es batu, tujuannya agar alkohol tidak menguap lagi.
"Satu lagi yang perlu dicatat, proses kondensasi ini membutuhkan suhu 78 derajat celcius, karena titik didih alkohol berada pada suhu tersebut," kata Vina Rachma Yunita, salah satu siswa.
Empat siswa lain peraih medali emas tersebuta dalah Jihan Faradina, Septamara Aurora Putri Perta, Kanayya Huwaidah Fayyadhiyah dan Raysha Nazwa Putri Sugiarto. (OL-13)
Baca Juga: Wamen LHK: Persoalan Sampah Harus Menjadi Perhatian Utama Semua Pihak
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproduksi alat terapi oksigen beraliran tinggi
ISU kerusakan ekosistem pesisir dan laut semakin marak belakangan ini.
PANDEMI covid-19 membuat masyarakat perlu beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru dalam melaksanakan berbagai kegiatan
TERIPANG merupakan organisme bentik biota laut yang hidup di dasar perairan
INDONESIA memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yakni seluas 3,2 juta hektare.
LOKASI Indonesia yang berada di antara ring of fire membuat negara ini rentan mengalami bencana gempa dan tsunami.
Universitas Widyatama (UTama) memberikan kesempatan kepada hampir 1.000 siswa SMA dan SMK dari sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) ikuti program Trial Class “Satu Hari Menjadi Mahasiswa”.
Pelatih Tim Nasional U-20, Indra Sjafri mengatakan kompetisi ini tidak hanya menciptakan panggung bagi para pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka,
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meresmikan acara pendidikan yang menjadi tradisi tahunan SMAN 8 Jakarta yakni Education Fair atau Edufair, melalui zoom, Senin (19/7).
Wagub DKI berpesan agar para lulusan SMAN 8 Jakarta tidak hanya mengejar ilmu pengetahuan, tetapi juga mendalami agama sebagaimana mengutip ucapan ilmuwan Albert Einstein.
Anies Baswedan mengatakan, universitas itu pada intinya tempat untuk menumbuhkan minat dan potensi, sehingga jenjang pendidikan S1 harus dilihat sebagai pembelajaran dari segala aspek.
Kegiatan vaksinasi Covid-19 dapat terlaksana berkat kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Kesehatan Daerah Militer (Kesdam) Jaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved