Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pasien Covid-19 Varian Omikron, Bergejala Ringan dan Masa Rawatnya Singkat

Basuki Eka Purnama
08/2/2022 13:15
Pasien Covid-19 Varian Omikron, Bergejala Ringan dan Masa Rawatnya Singkat
Petugas medis melakukan tes usap PCR terhadap pasien di selasar Ruang IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, 23 Juni lalu.(ANTARA/Fauzan)

RUMAH Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso mengungkapkan beberapa fakta baru terkait pasien covid-19 yang dirawat dengan varian Omikron. Di antaranya, pasien memiliki gejala ringan dan masa rawat inapnya singkat.

RSPI merupakan rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk merawat pasien covid-19 varian Omikron untuk pertama kali. Selain bertujuan mencegah penularan, penunjukan RSPI sebagai pusat lokasi pusat merawat pasien covid-19 dengan varian Omikron adalah untuk meneliti sejauh mana gejala covid-19 varian Omikron berdampak pada pasien sejak Desember 2021.

"Sejak 20 Desember 2021, varian Omikron pertama kali masuk ke Indonesia melalui penularan Warga Negara Asing (WNA). Kemudian ada juga warga negara Indonesia (WNI) yang pulang perjalanan luar negeri dari negara-negara tertentu. Inilah awalnya pasien Omikron isolasi di RSPI Sulianti Saroso," terang Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril dalam siaran pers, Selasa (8/2).

Baca juga: Wagub Klaim PPKM DKI Jadi Level 3 bukan karena Peningkatan Kasus Covid-19

Dari penelitian itu, sebagian besar pasien covid-19 varian Omikron adalah tanpa gejala atau hanya bergejala ringan. Hal tersebut menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terbaru, agar pasien tanpa gejala dan yang bergejala ringan dirawat secara isolasi mandiri maupun terpusat tanpa perlu masuk rumah sakit.

Peruntukan rumah sakit hanya bagi pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki kondisi komorbiditas tertentu. 

Fakta lainnya, sebagian besar pasien covid-19 varian Omikron mengalami kesembuhan dengan cepat.

Total pasien covid-19 varian Omikron yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, sejak awal hingga sekarang, lebih dari 250 pasien. Sekitar 190 pasien sembuh dan yang masih dirawat sekitar 51 pasien. 

"Pasien yang dirawat saat ini di ruang ICU ada 7 orang dan di non-ICU berjumlah 44 orang," kata Syahril

"Pasien yang kami rawat itu (Omicron) cepat sekali kesembuhannya. Bahkan sesuai Surat Edaran Menkes, nomor HK. 02.01/MENKES/18/2022, apabila 5 hari pasien membaik dan gejalanya minimal, maka dengan dua kali tes PCR hasil negatif, mereka boleh pulang. Tidak perlu menunggu sampai dua minggu lagi," lanjutnya.

Efektivitas vaksin

Fakta lain menunjukkan bahwa pasien yang sudah divaksin satu dan dua kali, bergejala lebih ringan daripada pasien yang belum divaksin.

"Jangan sampai ada pemahaman bila vaksin kita tidak ampuh karena bisa terinfeksi Omikron. Vaksinasi justru menghindari kesakitan dan risiko dirawat di rumah sakit sampai kritis," tegas Syahril

Dan perlu diimbau kepada masyarakat agar menghindari penularan covid-19 varian Omikron karena masih berpotensi tertular meski sudah divaksinasi, ditambah pula bila kurang patuh prokes dan berkerumun di tempat-tempat yang kita tidak tahu ada penularan covid-19 varian Omikron di tempat tersebut.

Lebih lanjut Syahril mengatakan, saat ini, tempat tidur ICU yang terpakai di RSPI mencapai 58% sehingga masih ada ruang untuk merawat pasien yang membutuhkan perawatan intensif.  Sedangkan tempat tidur non-ICU 39,2%.

"Total tempat tidur terisi di RSPI sekarang 41,1 persen, dari jumlah total 124 tempat tidur untuk perawatan covid-19 yang disediakan. Tempat tidur masih bisa kita tambah kalau dibutuhkan, tapi nanti dulu karena hitungannya masih kosong lebih dari separuh," ungkap Syaril.

"Persiapan kedua yang menjadi tantangan adalah SDM kesehatan kita. Penambahan perawat dan dokter juga tengah disiapkan dan didukung pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus. Nantinya kita akan dibantu relawan. Dan yang ketiga adalah menyiapkan oksigen untuk menghindari krisis oksigen," lanjutnya.

Berdasarkan pengalaman gelombang Delta 2021 yang lalu, membuat RSPI Sulianti Saroso kini sudah memiliki fasilitas oxygen concentrate untuk memproduksi oksigen secara mandiri di rumah sakit. 

"Jadi mudah-mudahan ini cukup dan kita tidak harus antri kehabisan oksigen. Begitu juga dengan obat-obatan dan APD, sudah kita penuhi," tegas Syaril.

Selain itu, RSPI Sulianti Saroso juga hanya menerima pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki komorbid. 

"Yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, sebaiknya melakukan isolasi mandiri maupun terpusat," katanya.

Di DKI Jakarta, tempat isolasi terpusat untuk pasien covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan yang bisa menjadi rujukan adalah Wisma Atlet, Rusun Nagrak, Ngawi, dan Pasar Rumput. 

Di daerah lain, isolasi-isolasi terpusat juga sudah disiapkan oleh Pemda masing-masing untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 varian Omikron.

Syahril kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan mengikuti program vaksinasi nasional.

"Meskipun bergejala ringan dan tingkat kesakitannya rendah, tetap harus disiplin menjalankan prokes, pakai masker, cuci tangan, hindari mobilitas kalau tidak perlu. Buat yang belum vaksin, terutama lansia dan anak-anak, segera vaksinasi karena vaksin sudah terbukti menurunkan tingkat kesakitan jika terpapar covid-19," tutup Syahril.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan angka kasus harian terkonfirmasi positif di Indonesia bertambah 26.121 jiwa pada Senin (7/2), atau mengalami penurunan dari Minggu (6/2) yang menyentuh angka 36.057 orang.

Keterangan Satgas Covid-19 di Jakarta, Senin (7/2), menyebutkan kendati angka terkonfirmasi positif mengalami penurunan, jumlah warga yang meninggal dunia justru melonjak yakni menyentuh angka 82 orang pada Senin (7/2) hingga pukul 12.00 WIB.

Angka kematian ini menjadi yang terbanyak sejak 4 Oktober 2021. Saat itu, kasus kematian harian menyentuh angka 88 jiwa. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya