Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pemerintah Waspadai Potensi Peningkatan Pasien Rawat Inap

M Ilham Ramadhan Avisena
31/1/2022 16:02
Pemerintah Waspadai Potensi Peningkatan Pasien Rawat Inap
Iliustrasi.(AFP.)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan pemerintah tetap mewaspadai penyebaran covid-19 varian omikron di Tanah Air. Tujuannya mencegah peningkatan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit secara masif.

"Jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia dapat lebih tinggi dari delta apabila kasus harian meningkat lebih dari tiga kali lipatnya atau setara 150 ribu kasus per hari. Hingga saat ini kami masih memperkirakan angka tersebut kecil kemungkinan terjadi. Meski demikian kami tetap waspada," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (31/1).

Perkiraan tersebut mengacu pada situasi di berbagai negara. Di Amerika Serikat dan Israel, tingkat rawat inap pasien omikron sepertiga kali lebih rendah dari delta. Namun, jumlah rawat inap di negara tersebut jauh lebih tinggi karena jumlah kasus di negara tersebut meningkat hingga lebih dari tiga kali dibandingkan delta.

Di Indonesia, kata Luhut, kasus konfirmasi per 30 Januari 2022 masih berada di angka seperlima dari dari puncak delta pada Juli tahun lalu. Selain itu, jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia saat ini masih cukup aman yakni seper-sepuluh dari puncak delta. "Estimasi ini kami lakukan sebagai langkah mitigasi apabila terjadi keganasan dari omikron dengan menyiapkan fasilitas kesehatan yang ada," terang Luhut.

Dia menambahkan, saat ini positivity rate Indonesia sudah berada di atas standar WHO, yakni 5%. Hal tersebut didorong oleh positivity rate PCR test yang telah mencapai 24%. Jumlah orang yang diperiksa dan dites secara harian juga meningkat cukup signifikan dibanding beberapa waktu lalu.

Karena itu, imbuh Luhut, pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut untuk segera melakukan pemeriksaan tes antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk. Hal tersebut dilakukan untuk dapat segera mengetahui kondisi pasien, melakukan perawatan, dan memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Selain itu, kasus kematian harian di Jawa-Bali juga meningkat didorong oleh Provinsi DKI Jakarta. Wilayah lain di Jawa-Bali masih dalam keadaan yang cukup rendah. Luhut mengatakan, dari 27 pasien yang mengalami gejala berat atau sedang, 59% di antaranya memiliki komorbid, 30% lansia, dan 63% belum divaksinasi lengkap.

Baca juga: Cegah Lonjakan Covid-19 dengan Kebijakan yang Solid

"Sebagian besar kematian disebabkan oleh penyakit bawaan atau komorbid, lansia, dan orang yang belum divaksinasi lengkap. Untuk itu pemerintah terus meminta kepada masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi agar segera melengkapinya dan yang sudah mendapatkan tiket booster juga segera mendatangi gerai-gerai vaksinasi yang telah disiapkan," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya