Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALABadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menanggapi adanya petisi yang menuntut dikembalikannya peleburan lembaga riset dari BRIN. Dirinya mengatakan tidak ingin berprasangka buruk dan lebih mengambil sisi positif dari polemik tersebut.
"Saya tidak ingin berprasangka buruk apakah ada motif lain. Tetapi saya mengambil sisi positif bahwa dinamika ini akan meningkatkan kepedulian publik pada iptek dan riset," ujarnya kepada Media Indonesia, Minggu (9/1).
Menurutnya, sejumlah nama ilmuwan yang tercantum dalam petisi di www.change.org itu cukup dekat dengannya. Bahkan beberapa di antaranya mengaku dicatutut nama mereka sebagai pendukung petisi tersebut.
Baca juga: Varian Omikron Meningkat, Epidemiologi: Indonesia Harus Waspada
"Banyak di antara nama-nama ini menyampaikan ke saya dicatut namanya, dan tidak tahu menahu dengan petisi ini. Bisa dicek beberapa di antara mereka," terangnya.
Handoko menegaskan, sebagai akademisi mestinya mereka mendapatkan dan memahami informasi secara utuh, baru kemudian memberi masukan secara konstruktif. Dia menilai sebagian besar informasi yang diterima tidak benar, tidak utuh atau salah dipahami.
"Padahal sangat mudah menghubungi saya untuk sekedar bertemu dan berdiskusi. Bahkan setengah dari mereka memiliki kontak saya," kata dia.
Peleburan lembaha riset ke dalam BRIN sudaj sesuai dengan regulasi. Semuanya dilakukan berdasarkan kajian dan pertimabangan matang.
Adapun, beberapa nama yang tercantum dalam informask terkait petisi itu adalalah Prof. Azyumardi Azra, Prof. Didin S Damanhuri, Prof. Agus Pakpahan, Prof. Amien Soebandrio, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Dr Abdul Malik, Dr Fadhil Hasan dan puluhan nama lainnya. (H-3)
TAK mudah melangkah keluar dari kenyamanan, namun Almi membuktikan bahwa keberanian mencoba membuka pintu peluang besar.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko angkat bicara soal aksi unjuk rasa sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di depan Kantor BRIN, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Selasa (27/5).
Rencana efisiensi akan dilakukan antara lain untuk alat tulis kantor sebesar 90%, percetakan dan souvenir 75,9%, sewa gedung, kendaraan dan peralatan 73,3%, perjalanan dinas 53,9%.
Dunia profesional tidak hanya membutuhkan ijazah tapi juga keberanian, passion, kreativitas, inovatif dan adaptif untuk mengikuti perubahan dan perlu membentuk perbedaan.
Kerja sama difokuskan melalui pembiayaan dari pemerintah Indonesia melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.
WAKIL Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sri Mulyani memastikan bahwa kebutuhan dana untuk melengkapi sarana dan prasarana BRIN akan terus terpenuhi
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko memberikan pernyataan terhadap penanganan kasus ujaran kebencian salah satu peneliti BRIN, APH kepada warga Muhammadiyah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved