Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Tren Pola Makan Plant Based Meningkat selama Pandemi

Mediaindonesia.com
23/12/2021 13:15
Tren Pola Makan Plant Based Meningkat selama Pandemi
Ilustrasi.(DOK Protemil.)

DI tengah situasi pandemi covid-19, tren konsumsi makanan masyarakat pun berubah. Kini masyarakat lebih memilih makanan yang higienis dan memerhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Plant based food menjadi salah satu alternatif yang banyak diburu masyarakat saat ini. 

Plant based food merupakan jenis makanan yang terbuat dari bahan-bahan nabati sebagai pengganti protein dari hewani. "Seiring dengan berjalannya waktu pola makan plant based juga semakin bervariasi dengan bermunculan tren gaya hidup sehat seperti diet flexitarian atau diet semivegetarian," jelas Budi Moeliana Direktur dari PT Aneka Sarivita (ASV) dalam keterangan resmi, Kamis (23/12).

Tren makanan jenis itu juga mulai digemari oleh masyarakat, khususnya anak muda. Selain karena alasan kesehatan tubuh dan imunitas agar tetap terjaga, banyak juga anak muda yang menerapkan pola makan plant based untuk memperbaiki lingkungan. Pasalnya untuk mencukupi kebutuhan daging bagi banyak orang dibutuhkan lahan, air bersih, dan emisi karbon yang sangat banyak. 

Meski booming plant based di Indonesia terjadi sejak awal pandemi covid 19, tetapi sebenarnya pola makanan ini bukanlah sesuatu yang baru di dunia. "Di Indonesia tren ini mulai meningkat terlihat dari diperkenalkan menu berbasis daging nabati pada beberapa restoran cepat saji terkenal di Indonesia," katanya. 

Plant based di Indonesia popular diperkenalkan oleh Protemil sejak 2019, produksi PT Aneka Sarivita (ASV). Wujudnya yaitu lauk siap makan berupa daging nabati yang terbuat dari tepung kedelai dan rempah rempah pilihan. Protemil memiliki tekstur dan rasa yg mirip daging dan tidak mengandung kolesterol.

Dikemas dengan teknologi canggih dan melalui proses sterilisasi dalam suhu tinggi, produk itu bebas dari mikroorganisme dan dapat disimpan dalam suhu ruang selama 12 bulan walaupun tanpa bahan pengawet. "Sterilisasi merupakan suatu teknik yang dapat membunuh semua mikroorganisme pada bahan pangan termasuk mikroba patogen," jelasnya. 

Protemil sangat praktis, karena dapat langsung dikonsumsi tanpa harus diolah terlebih dahulu. Dapat disajikan bersama nasi hangat, mi, salad, maupun dijadikan camilan. Harganya pun terjangkau, hanya Rp5.000.

Sesuai dengan lidah Indonesia, varian rasa opor dan gulai diluncurkan pertama kali dengan kandungan protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Penampilan dan teksturnya mendekati kualitas daging hewani. Rasa opor mengandung mengandung 70 kkal dalam 1 takaran saji (30 g), protein 6 g, karbohidrat 3 g, lemak total 4 g, dan kolesterol 0 g. Sedangkan rasa gulai mengandung 70 kkal dalam 1 takaran saji (30 g), protein 6 g, karbohidrat 6 g, lemak total 3 g, dan kolesterol 0 g.

Terbaru Protemil mengeluarkan rasa yaitu rasa balado cocok bagi pecinta pedas yang pas. Ini mengandung 59 kkal dalam 1 takaran saji (25 g), protein 7 g, karbohidrat 3 g, lemak total 1,5 g, dan kolesterol 0 g.

Sebelum Protemil, ASV yang didirikan oleh Ir. Herman Moeliana mengeluarkan Proteina sejak 1990. Tujuannya membantu memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia. "Proteina mengandung protein nabati dari kedelai murni yang telah dipisahkan minyaknya tanpa tambahan bahan-bahan lain. Proteina tinggi protein, dapat diaplikasikan ke berbagai menu masakan sesuai selera konsumen serta sangat aman dikonsumsi bagi vegan, yang sedang menjalankan program diet, anak-anak dan juga ibu hamil dan menyusui," tandasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya