Headline
Pemerintah tidak cabut IUP PT Gag Nikel.
Pemanfaatan digitalisasi dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisata dan meningkatkan pengalaman wisatawan.
DONGENG adalah salah satu cerita rakyat (folktale) yang cukup beragam cakupannya serta berasal dari berbagai kelompok etnik, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia.
Pada mulanya, dongeng berkaitan dengan kepercayaan masyarakat primitif terhadap sesuatu yang bersifat supranatural dan mengimplementasikannya dalam kehidupan manusia, seperti animisme, dinamisme dan lain-lain.
Istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal atau fantasi.
Baca juga: Anak Panti Asuhan di Enam Kota Diajak Kegiatan Kreatif dan Imajinatif
Dongeng adalah hiburan yang menyenangkan untuk anak dan memberikan manfaat positif bagi anak. Dongeng adalah sebuah sarana pendidikan karakter yang dampaknya sudah dirasakan sejak zaman dahulu kala.
Nenek moyang dan orangtua terdahulu membuat dongeng untuk anak-anak dengan tujuan menyisipkan unsur pendidikan moral didaktis dan sebagai sarana hiburan.
Oleh karena itu, dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi, alat pembuka cakrawala anak, mencerdaskan anak dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dongeng juga menjadi salah satu media komunikasi untuk menyampaikan beberapa pelajaran dari pesan moral yang didapatkan sehingga diharapkan anak dapat menerapkan apa yang sudah didengarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dongeng berfungsi memberikan hiburan, juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu.
Dongeng dipandang sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai dan untuk masyarakat lama, dapat dipandang sebagai satu-satunya cara.
Sesuai keberadaan misi tersebut, dongeng mengandung ajaran moral. Dongeng sering mengisahkan penderitaan tokoh, namun karena kejujuran dan ketahaan tokoh tersebut terhadap ujian yang dihadapi mendapat imbalan yang menyenangkan. Sebaliknya, tokoh jahat pasti mendapat hukuman.
1. Mite
Mite atau mitos adalah jenis dongeng yang menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan mahluk halus, seperti jin, setan, atau dewa-dewi. Beberapa contoh mitos: Nyi Roro Kidul, Joko Tarub, Laweyan, dan lain-lain.
2. Sage
Sage adalah jenis dongeng yang ceritanya mengisahkan sejarah tokoh tertentu yang memiliki keberanian, kepahlawanan, kesaktian, kebaikan. Contoh sage: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, dan lainnnya.
3. Fabel
Fabel adalah jenis dongeng yang menceritakan mengenai kehidupan hewan dimana hewan-hewan tersebut dapat berperilaku seperti manusia. Contoh fabel; Kancil dan Buaya, Semut dan Belalang, dan lain-lain.
4. Legenda
Legenda adalah jenis dongeng yang dipercaya penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral. Contoh legenda: Lutung Kasarung, Danau Toba, Batu Menangis, dan lain-lain.
5. Parabel
Parabel adalah jenis dongeng yang ceritanya mengandung nilai-nilai pendidikan, baik pendidikan moral, agama, atau pendidikan lainnya yang disampaikan secara tersirat. Contoh parabel: Malinkundang. (OL-1)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved