Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Transformasi Menjadi Tantangan Ketua ISKI di Era Disrupsi

Mediaindonesia.com
07/12/2021 14:11
Transformasi Menjadi Tantangan Ketua ISKI di Era Disrupsi
Ade Kadarisman.(DOK ISKI.)


MENJELANG Munas ke-8, Sarasehan ISKI 2021 pekan lalu seakan memberi pesan penting tentang langkah Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) ke depan dalam mengantisipasi tantangan perubahan zaman. Transformasi menjadi kunci penting mengembangkan ISKI sebagai pemangku kepentingan strategis negeri ini sekaligus upaya menghadapi era disrupsi yang memengaruhi insan komunikasi, dinamika pesan, dan inovasi media.   

Munas yang siap digelar 8 Desember 2021 di Jakarta itu diharapkan memunculkan figur pemimpin yang mampu melakukan transformasi organisasi ISKI dan mendukung pengembangan sarjana komunikasi yang menjadi anggotanya di berbagai daerah. Perkembangan teknologi yang berkembang cepat banyak digunakan sebagai media berkomunikasi masyarakat saat ini. Perubahan tersebut ternyata juga membuat Prof Alwi Dahlan selaku pendiri ISKI gelisah tentang dampak negatifnya karena membuat banyak orang menjadi berselisih, bergunjing, dan bertengkar dengan media baru tersebut.  

"Tentu penyalahgunaan komunikasi ini sangat memprihatinkan. Komunikasi harus kembali ke asalnya sebagai dasar memahami, membicarakan, dan seleksi dalam setiap masalah. Di setiap peristiwa harus melalui  seleksi penyampaian, sehingga berdampak pada keputusan yang baik," ujar Prof Alwi Dahlan yang berjuang mengembangkan ilmu komunikasi agar mendapatkan pengakuan sejak 37 tahun lalu dalam keterangan resmi, Selasa (7/12). 

"Kerancuan komunikasi membuat berbagai keilmuan saling bertarung. Komunikasi seharusnya merupakan inti  dari berbagai ilmu. Ilmu komunikasi harus masuk di semua ilmu. Komunikasi harus menjadi kuliah pokok berbagai keilmuan. Ilmu komunikasi menjadi dasar seluruh sarjana. ISKI harus memperjuangkan itu," tambah Alwi Dahlan.

Di Indonesia ada sekitar 360 prodi ilmu komunikasi. Lebih dari 5.000 lulusan dilahirkan setiap tahun. Hal ini merupakan potensi luar biasa ISKI dalam memainkan perannya sebagai fungsi katalisator dan mediator  yang bergerak secara dinamis dan adaptif menghadapi dinamika perkembangan ilmu komunikasi sehingga memberikan manfaat untuk banyak orang. 

Salah satu pengurus ISKI Pusat Ade Kadarisman menyampaikan perhatiannya terhadap pentingnya transformasi bagi masa depan ISKI. "Upaya pengembangan ilmu pengetahuan di ISKI seharusnya diiringi dengan pengelolaan organisasi yang tepat dengan memperhitungkan kebutuhan anggota dan tantangannya ke depan. Transformasi organisasi menjadi faktor sangat penting untuk membuka berbagai ruang pengembangan diri, berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan," jelas pengurus ISKI Pusat yang aktif sebagai Ketua Tim Komunikasi  MBKM dan Inovasi Kedaireka Kemendikbudristek tersebut.

Sepakat dengan semangat transfomasi Ade Kadarisman, Dr Leila Mona Ganiem menyampaikan harapannya untuk pemimpin ISKI ke depan. "ISKI merupakan rumah profesi dan akademisi komunikasi. ISKI harus berbenah menghadapi tantangan yang tidak mudah. Disrupsi digital dan pandemi membuka mata hati kita untuk   mengembangkan ISKI sebagai wadah penting, langkah positif berbagi kebaikan, dan bergerak mengembangkan harapan yang lebih baik. Mudah-mudahan ke depan ISKI dapat menghadirkan tata kelola dan perencanaan organisasi dengan lebih baik lagi."

Menurut Ketua  ISKI Prof Ibnu Hamad, mendatang mungkin perlu mengembangkan pendidikan profesi komunikasi yang saat ini belum ada. Lulusan sarjana perlu pengembangan agar lebih siap kerja, semisal menambah sertifikat profesi. ISKI harus dapat menunjukkan kontribusinya kepada negara. ISKI rasanya juga perlu membuat indeks komunikasi Indonesia, seperti indeks keterbukaan informasi publik. Kemudian perlu juga ISKI memiliki basis data lulusan komunikasi di Indonesia.

Hal senada lain yang juga menarik disampaikan salah satu perwakilan ISKI daerah ialah Ketua ISKI DKI Jakarta Anita Wulandari Prasojo. "Sebenarnya cukup banyak yang tertarik mendaftar ISKI, tetapi bingung caranya mendaftar dan pendataannya. Perlu juga dukungan dari ISKI Pusat untuk kegiatan ISKI di daerah.  Pengurus daerah juga merasa perlu mengetahui arah dan fungsinya di masyarakat serta positioning ISKI.  Perlu juga mengembangkan link and match menggabungkan akademisi dan praktisi agar lebih luas dan variatif."

Ilmu komunikasi seharusnya mampu mengurangi perbedaan pemikiran. Saat ini teknologi banyak digunakan untuk komunikasi. Pengolahan dan pencarian informasi harus dilakukan secara bijaksana. Tantangan ke depan dunia dan negara kita yakni pesatnya laju perkembangan teknologi komunikasi digital dan praktik-praktik penggunaan teknologi yang telah melampaui batas kecepatan yang dipikirkan manusia. Paul Virilio meramalkan bahwa speed dalam teknologi komunikasi akan melesat cepat, sementara perkembangan dan daya jangkau manusianya belum mampu mengejar. Karenanya, peradaban manusia akan tersengal-sengal dalam riak-riak kehidupan. Itulah yang kita hadapi sekarang. 

"Disrupsi terjadi dan cepat, sedangkan kemampuan manusia utk mengantisipasi tidak berjalan paralel. Ke depan ISKI dibutuhkan bangsa dan negara untuk menjadi bagian dari upaya menghalau, mencari jalan keluar, dan terobosan baru yang inovatif, kreatif, serta bermartabat bagi persoalan komunikasi dan sosial budaya kemasyarakatan dalam arus perkembangan teknologi global," pungkas Prof. Rachma Ida Ph.D dari ISKI Jawa Timur.

Baca juga: Dikti-Ristek: Targetkan 20% PTN Sudah Bentuk Satgas PPKS di Awal Tahun  

ISKI didirikan oleh tokoh komunikasi Indonesia Prof Alwi Dahlan PhD yang kemudian juga mengemban amanah sebagai Ketua ISKI Pertama didamping oleh Wakil Ketua Jakoeb Oetama. Organisasi tersebut muncul sebagai wadah silaturahmi dan pengembangan sarjana komunikasi di Indonesia yang dikukuhkan pada 12 Oktober 1983 di Jakarta. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya