Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PENGEMBANGAN karakter siswa menjadi salah satu prioritas Kemendikbudristek. Pengembangan karakter itu sendiri seharusnya bukan hanya dilakukan di sekolah oleh guru ataupun pemerintah melalui Pusat Penguatan Karakter, tetapi juga perlu peran orang tua di rumah.
"Bagaimanapun, orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak. Terlebih di masa Pembelajaran Jarak Jauh yang membuat anak-anak selalu di rumah. Dengan kata lain, perlu ada sinergitas antara sekolah, orang tua, dan anak, termasuk dengan masyarakat," tegas Ir. Hendarman M.Sc., Ph.D, Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek RI dalam konfrensi pers peluncurkan buku 'Ibu Pertiwi' yang berlangsung secara daring, Sabtu (29/10).
Buku 'Ibu Pertiwi' merupakan karya Mentari Group melalui salah satu unit layanannya, ASTA Ilmu Publishing dan dibuat untuk mendukung program pembangunan karakter bangsa. Hendarman mengatakan buku ini merupakan bukti adanya dukungan dan kerja sama dari lembaga sehingga ekosistem pendidikan dapat terwujud.
"Apa yang dilakukan Mentari Group melalui Ibu Pertiwi ini sangat luar biasa. Saya atas nama Kemendikbudristek sangat mengapresiasi dan menghargai Mentari Group karena telah peduli dan mendukung pemerintah dalam mengembangkan karakter anak. Bagi kami, hal ini juga selaras dengan semangat Merdeka Belajar Menteri Nadiem Makarim yaitu sinergitas yang akan mewujudkan pendidikan lebih baik,” kata Hendarman.
Pimpinan program 'Ibu Pertiwi', Anna Rimba Phoa mengatakan buku ini merupakan bentuk kosistensi Mentari Group sebagai kontributor aktif dalam membangun SDM Indonesia unggul yang memiliki karakter baik dan kompetensi tinggi. "Karakter baik yang akan dibangun melalui 'Ibu Pertiwi' adalah karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Buku ini dirancang berdasarkan 6 Profil Pelajar Pancasila yang tengah digalakkan pemerintah," tegas Anna.
Natalina Rimba, Chief Marketing Officer Mentari Group, menjelaskan terdapat dua pendekatan pembelajaran dalam 'Ibu Pertiwi' yang terdiri dari 6 level dan ditujukan untuk pelajar SD, yaitu pendekatan cerita dan saintifik. Melalui cerita, para siswa akan lebih cepat memahami dan mengingat nilai karakter yang digambarkan pada cerita. Pendekatan saintifik dilakukan dengan beragam aktivitas pembelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kompetensi pelajar.
"Dengan demikian, pelajar bukan semata-mata menghafal butir Pancasila, melainkan benar-benar memahami dan mengaplikasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya Natalina. (RO/OL-15)
Ajang ini sebagai wujud komitmen berkelanjutan perusahaan dalam menjalankan inisiatif Corporate Citizenship melalui pilar pendidikan sebagai pilar terbesar.
Tumbuhkan adab Islami di sekolah! Pelajari cara efektif membentuk karakter siswa berakhlak mulia. Tips praktis & inspiratif untuk guru & orang tua. Klik sekarang!
Cegah perkelahian pelajar! Tips ampuh mengatasi bullying, meningkatkan toleransi, dan menciptakan lingkungan sekolah aman & harmonis. Baca selengkapnya!
Kegiatan tersebut sebagai implementasi dari pendidikan karakter yang tertuang dalam program 7 poe atikan di lingkungan Dinas Pendidikan Purwakarta.
Mereka melakukan aktivitas kesehariannya, seperti bersekolah dan berkumpul bersama keluarga.
Kegiatan penguatan pendidikan karakter bagi 30 siswa itu berlangsung sejak 5 Mei 2025. Selama dua pekan mereka digembleng berbagai materi.
KPK memanggil sejumlah saksi dalam perkara ini. Salah satunya yakni eks Staf Khusus (Stafsus) mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim, Fiona Handayani.
Laptop itu diadakan untuk menunjang pembelajaran sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Proyek ini menggunakan skema pembayaran APBN dan dana operasional khusus (DAK) daerah
WAKIL Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, meminta korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek diusut tuntas.
Beasiswa Unggulan 2025 adalah program bantuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved