Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan curah hujan akibat adanya La Nina. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, La Nina akan terjadi pada level moderat dari November 2021 hingga Februari 2022.
"Berdasarkan evaluasi kejadian La Nina tahun lalu yang intensitasnya serupa dengan kejadian saat ini, lemah hingga moderat, tahun lalu mengakibatkan peningkatan curah hujan dari 20% hingga 70% di atas normalnya yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia," kata Dwikorita dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (29/10).
Baca juga: Aktivitas Masyarakat terus Meningkat, Pola Pengendalian Covid-19 Harus Menyeluruh
Ia mengungkapkan, berbagai wilayah yang berpotensi mengalami peningkatan curah hujan ialah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi Selatan.
Dwikorita menjabarkan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, peningkatan curah hujan 70%-100% pada November 2021 akan terjadi di pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT.
Selanjutnya, pada Desember 2021, peningkatan curah hujan 70%-100% akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali dan NTT. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa pada bulan tersebut Kalimantan berpotensi mengalami kekeringan.
Adapun, pada Januari dampak La Nina akan semakin meluas di seluruh Indonesia, mulai dari Jawa, Bali, NTB, NTT, Sumatra, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sumatra Utara dan Gorontalo.
"Selanjutnya pada Februari nampaknya akan semakin berkurang. Namun perlu diwaspadai pada Februari sering terjadi badai tropis di NTT. Perlu persiapan pada Januari dan Februari ini kemungkinan badai tropis juga akan terjadi seperti tahun lalu," imbau Dwikorita.
Ia meminta pemerintah daerah untuk memerhatikan kondisi cuaca di masing-masing daerahnya. Pasalnya, adanya La Nina tersebut dapat berpotensi meningkatkan curah hujan dan bahkan menurunkan curah hujan secara ekstrem.
"Perlu dicermati dan memonitor informasi BMKG baik dari pusat atau stasiun BMKG di seluruh wilayah Indonesia. Saya minta semua daerah menyiapkan informasi dengan resolusi lebih tinggi," pungkas dia. (OL-6)
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang selama periode 3–9 Januari 2025
BMKG memantau bahwa Monsun Asia yang aktif, disertai fenomena La Nina lemah, menjadi faktor utama yang memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
MENTERI Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengingatkan potensi dampak fenomena La Nina pada malam tahun baru 2025.
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025.
STASIUN Meteorologi El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau warga agar mewapadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 22-24 September 2024.
Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada dasarian I September 2024 di sejumlah kecamatan dengan kategori waspada, siaga, dan awas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved