Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Gempa Swarm Bisa Berulang, BMKG Imbau Masyarakat Waspada

Atalya Puspa
26/10/2021 14:10
Gempa Swarm Bisa Berulang, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Pegawai memeriksa tembok bangunan RSUD dr. Gunawan Mangunkusumoyang yang retak akibat gempa di Ambarawa, Semarang, Senin (25/10/2021)(ANTARA/AJI STYAWAN)

BERDASARKAN hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak Senin (25/10) sampai tengah malam tadi pukul 24.00 WIB terjadi 3 kali gempa swarm di Banyubiru, Ambarawa dan sekitarnya. Aktivitas gempa swarm terjadi pada pukul 5:05:59 WIB M2.5 kemudian pukul 14:43:18 WIB M2.7 dan pukul 21:29:16 WIB M2.6.

"Sehingga total aktivitas gempa swarm yang terjadi pascagempa magnitudo 3,0 pada Sabtu 23 Oktober 2021 sudah mencapai 36 kali gempa," kata Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi, Selasa (26/10).

Dia menjabarkan, ditinjau magnitudonya, aktivitas gempa swarm Banyubiru, Ambarawa dan sekitarnya didominasi oleh aktivitas gempa kecil dengan magnitudo kurang dari 3,0 sebanyak 30 kali dengan magnitudo terkecil 2,1. Sedangkan gempa dengan magnitudo di atas 3,0 terjadi sebanyak 6 kali dengan magnitudo terbesar 3,5.

Baca juga: Presiden: Lonjakan Kasus Covid-19 Sekecil Apapun Harus Diwaspadai

Meskipun frekuensi aktivitas swarm terus menurun dari yang tadinya di hari pertama 24 kali, hari ke-2 9 kali, hari ke-3 3 kali dan hingga hari ini Selasa siang 26 Oktober 2021 belum terjadi gempa, namun Daryono menyebut patut diwaspai soal perilaku swarm yang bersifat kambuhan.

"Meskipun aktivitas swarm sudah luruh secara signifikan, terkadang masih bisa muncul lagi dan meningkat lagi seperti pada kasus aktivitas swarm di Jailolo Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara dan Swarm Mamasa Sulawesi Barat," ucap dia.

Selain kedalaman hiposenter gempanya yang sangat dangkal, efek tanah lunak setempat (local site effect) di zona swarm Banyubiru, Ambarawa Salatiga dan sekitarnya dapat menyebabkan terjadinya resonansi gelombang gempa sehingga makin membuat guncangan gempa kecil terasa lebih kuat oleh warga.

Ia juga mengimbau agar masyarakat memerhatikan kualitas bangunan. Pasalnya, beberapa bangunan rumah warga yang sudah mengalami kerusakan ringan, munculnya retakan dinding tembok akibat swarm menunjukkan kulitas bangunan tembok yang kurang bagus.

"Jika makin besar retakan maka untuk sementara sebaiknya tidak ditempati karena jika guncangan lebih besar terjadi dan berulang akan semakin meningkatkan kerusakan dan berisiko bagi keselamatan penghuninya," imbau Daryono.

Lebih lanjut, bangunan-bangunan rumah yang mengalami kerusakan ringan dampak gempa swarm saat ini maka harus dilakukan penguatan (retrofitting) mengingat di wilayah Banyubiru, Ambarawa, Salatiga dekat atau terdapat jalur sesar aktif seperti Sesar Merapi Merbabu, Sesar Rawapening, Sesar Ungaran dan sesar lain yang belum teridentifikasi, yang ini semua dapat memicu gempa suatu saat nanti.

Selain itu, saat terjadi aktivitas swarm, masyarakat diimbau agar mewaspadai lereng tebing, karena swarm yang terus terjadi dapat mengganggu kestabilan lereng hingga mudah longsor.

"Dampak swarm bukan saja melemahkan struktur bangunan yang sudah lemah, tetapi juga dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) di wilayah perbukitan, sehingga selama dalam masa aktivitas swarm untuk sementara waktu diimbau tidak melakukan pendakian dan jika tidak sangat penting agar menghindari jalan bertebing terjal dan berbatu," pungkas dia. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya