Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
LONJAKAN kasus covid-19 yang terjadi pada Juli 2021 di Indonesia dipicu sejumlah faktor di dalam negeri. Lonjakan kasus itu tidak disebabkan oleh naiknya kasus global ataupun datang dari negara-negara lain.
Itu disampaikan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat menyampaikan perkembangan penanganan covid-19 di Indonesia yang diikuti melalui YouTube BNPB dari Jakarta, Selasa (21/9) sore. Menurut Wiku, faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus saat itu adalah meningkatnya mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri serta sikap abai terhadap protokol kesehatan.
Wiku mengatakan lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu nyatanya tidak berkontribusi signifikan terhadap kasus dunia. Alasannya, pada waktu yang sama, dunia sedang mengalami penurunan. Pun sebaliknya, lonjakan kasus di tingkat global dan beberapa negara tidak memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan kasus Indonesia.
Dunia mengalami gelombang kedua lebih cepat di April. Sedangkan Indonesia baru menyusul gelombang kedua pada Juli atau selang tiga bulan dari gelombang kedua dunia.
"Terbukti dengan kasus covid-19 yang melandai di saat kasus di negara lain melonjak. Hal ini dapat terjadi karena upaya penjagaan batas negara yang ketat sehingga importasi kasus dari negara-negara yang sedang mengalami lonjakan dapat ditekan seminimal mungkin," katanya.
Ia mengatakan umumnya peluang kasus dapat meningkat saat datang libur panjang dan pelaksanaan kegiatan besar masyarakat di dalam negeri. "Walaupun terdapat gelombang baru di beberapa negara lain di dunia, tetapi kita juga perlu memperhatikan ancaman lonjakan kasus yang ada di dalam negeri akibat faktor yang khas ditemui di Indonesia, misalnya tradisi berkumpul dan bepergian saat hari raya yang sering kali menyebabkan masyarakat abai pada protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: Positivity Rate Sentuh Tingkat Terendah, Satgas Covid-19: Jangan Lengah
Wiku mengingatkan bahwa potensi kenaikan kasus dapat dihindari apabila pemerintah dan masyarakat tidak mengendorkan pelaksanaan kebijakan berlapis seperti akselerasi vaksinasi, pengendalian mobilitas dalam dan luar negeri, pengendalian aktivitas masyarakat dan menggalakkan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) serta 3M (memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mencuci tangan). (Ant/OL-14)
PEMERINTAH Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, masih menunggu instruksi Pemerintah Pusat untuk melakukan penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo akan membubarkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 setelah pemerintah resmi mencabut status kedaruratan pandemi di Indonesia.
Jika memungkinkan, kapan pun berada di ruang publik atau di gedung, pastikan ventilasi alami dengan membuka jendela.
Langkah ini untuk mengoptimalkan kebijakan berlapis dengan pendekatan digital demi pengendalian covid-19, termasuk antisipasi masuknya virus varian baru ke Indonesia.
PROGRAM vaksinasi Covid-19 terus berlanjut di Sumatra Selatan, difokuskan untuk kalangan pelajar.
PELAKSANAAN protokol kesehatan (prokes) Covid-19 harus menjadi kewajiban dalam keseharian masyarakat, untuk menghadapi potensi sebaran varian baru virus korona di tanah air.
Meskipun survei serologi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antibodi pada penerima booster pertama, hal itu tidak serta merta mengabaikan booster kedua
Vaksin booster kedua sangat penting untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang pada booster pertama memiliki jarak yang jauh.
Terbitnya vaksin dengan platform mRNA tersebut menambah pilihan vaksinasi primer untuk anak dengan rentang usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, selain vaksin Sinovac/Coronava
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved