Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Pengertian Biaya Produksi dan Rumus untuk Menghitungnya

Sofia 
14/9/2021 08:15
Ini Pengertian Biaya Produksi dan Rumus untuk Menghitungnya
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan pakaian di rumah produksi Throwback, Kampung Warung Bandung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.(ANTARA/Adeng Bustomi)

PROSES produksi merupakan kegiatan operasional utama dari industri atau perusahaan manufaktur. Perusahaan akan memperhitungkan biaya produksi saat mulai dilakukan proses pengolahan dari bahan baku menjadi barang siap pakai atau setengah jadi.

Sekarang kita akan membahas pengertian dan cara menghitung biaya produksi .

Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan selama proses manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.

Baca juga : 6 Sektor Industri di Batam Tumbuh Pesat Sepanjang 2023

Akumulasi pengeluaran yang diperlukan perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi. 

Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Production cost akan dibebankan kepada perusahaan hingga proses pengolahan menghasilkan barang yang siap dijual di pasaran. Nantinya, biaya tersebut akan diperhitungkan untuk per unit produknya, sehingga memudahkan penghitungan dan pengambilan angka keuntungan.

Baca juga : Odfjell Premium Organic Wine Beri Pelatihan untuk Para Mitra dan Bartender

Biaya ini nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga pokok barang jadi saat akhir periode akuntansi. 

Keseluruhan pengorbanan ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan baku hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan disebut biaya produksi.

Karakteristik biaya produksi mempunyai perbedaan jika dibandingkan dengan pengeluaran operasional. Biaya operasional biasa dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem manajerial perusahaan, sementara pengeluaran produksi untuk mengelola barang siap jual.

Baca juga : BloombergNEF Summit 2024, PIS Ungkap Dekarbonisasi di Industri Maritim

Jenis biaya produksi 

Secara umum ada 3 jenis biaya produksi dalam pencatatan akuntansi perusahaan. 

1. Biaya bahan baku 

Biaya bahan baku atau direct material adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli dan mengolah bahan baku hingga menjadi barang jadi. 

Baca juga : 2023 Jadi Tahun Terpanas Sejak Era Praindustri, Hasil Studi Copernicus

Sebagai contoh perusahaan garmen. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku berupa kain untuk kemudian diolah menjadi barang jadi. Semua biaya itulah yang disebut sebagai biaya bahan baku.

2. Biaya tenaga kerja

 Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar upah tenaga kerja. Biaya ini juga biasa disebut direct labour. 

Baca juga : Jalankan Transformasi Digital, Bank Sultra Raih Penghargaan

Namun demikian, direct labour dari biaya produksi adalah hanya menghitung tenaga kerja yang berkaitan langsung denganprosesproduksi.

3. Biaya overhead 

Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya overhead ini tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, namun membantu kelancaran proses produksi. 

Baca juga : Menggali Visi Marcella Zalianty untuk Membangun Industri Perfilman Indonesia

Beberapa contoh biaya overhead dalam biaya produksi adalah biaya pembelian ATK, biaya tenaga keamanan, biaya listrik, biaya sewa, dan sebagainya.

Cara Menghitung Biaya Produksi

Perhitungan production cost nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui nilai dari harga pokok produksi. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam memperhitungkan biaya produksi ini.

Sebagai ilustrasi perhitungan produksi, berikut disajikan data pengeluaran PT Dirgantara selama satu bulan. PT dirgantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi baju kaos dengan total output sebesar 5.000 unit selama satu bulan.

Baca juga : GIICOMVEC 2024 Targetkan Kehadiran 10.000+ Trade Visitors

Produk baju kaos dari PT. dirgantara ini dipasarkan melalui 3 toko besar dan e-commerce. 

Berikut adalah data laporan pengeluaran PT dirgantara selama satu bulan.

Persediaan bahan baku Rp30.000.000

Baca juga : RI Ketinggalan Adopsi Kendaraan Listrik Dibandingkan Vietnam

Bahan baku setengah jadi Rp40.000.000

Barang jadi siap dijual Rp80.000.000

Pembelian persediaan bahan baku Rp50.000.000

Baca juga : Ekonomi Tumbuh 5,45 Persen di Kalimantan, Diduga karena Pengaruh IKN

Biaya pengiriman Rp5.000.000

Biaya pemeliharaan mesin Rp5.000.000

Gaji tenaga kerja langsung Rp30.000.000

Baca juga : OJK Cabut Izin PT BPR Usaha Madani Karya Mulia

Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp30.000.000

Sisa bahan setengah jadi Rp5.000.000

Baju kaos yang siap dijual Rp30.000.000

Baca juga : Usaha Industri Pengolahan Kontribusi Terbesar terhadap PDB

Setelah diketahui data pengeluarannya, selanjutnya bisa dilakukan perhitungan biaya produksi.

Berikut adalah tahapan yang dilakukan untuk memperhitungkan biaya produksi tersebut.

Tahap 1:

Baca juga : Lapangan Usaha Industri Manufaktur Berkontribusi 18,67% Terhadap Ekonomi

Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan = Rp30.000.000 + (Rp50.000.000+Rp5.000.000) – Rp30.000.000 = Rp55.000.000

Tahap 2:

Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik= Rp55.000.000 + Rp30.000.000 + 5000.000 = Rp.90.000.000

Baca juga : Investasi di Purwakarta Capai Rp14,8 T pada 2023

Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit = Rp.90.000.000 : 5.000 = 18.000

Tahap 3:

Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir= Rp90.000.000 + Rp40.000.000 – Rp5.000.000 = Rp125.000.000

Baca juga : Pemda dan Pupuk Kujang Dukung Keberlanjutan CSA di Karawang

Tahap 4:

Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir = Rp90.000.000 + Rp.80.000.000 – Rp.50.000.000 = Rp140.000.000 (OL-1)

Baca juga : BPDPKS Buka Call for Proposal sampai 17 Maret 2024



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya