Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

BRIN Lahirkan Regulasi Dukung Inovasi Dalam Negeri

Siswantini Suryandari
18/8/2021 12:40
 BRIN Lahirkan Regulasi Dukung Inovasi Dalam Negeri
Warga melintas di depan Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) produksi BPPT( ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko meengaskan bahwa BRIN terus berupaya meningkatkan kapasitas riset dan inovasi melalui berbagai regulasi.

"Saat ini upaya-upaya dilakukan melalui regulasi berupa insentif untuk para inovator dan periset, mendorong aktivitas riset dengan komponen TKDN (tingkat komponen dalam negeri), memberikan royalti serta mendukung para inovator untuk menciptakan kebaruan," kata LT Handoko saat membuka acara Pusyantek Business Gathering dilaksanakan oleh BPPT secara virtual, Rabu (18/8).

Menurutnya seberapa kecil kebaruan dari sebuah inovasi tetap memberikan nilai tambah dalam sebuah produk yang diciptakan. LT Handoko mencontohkan bagaimana Toyota saat menciptakan mobil meniru mobil Amerika Serikat. Namun Toyota mengembangkan dengan baja tipis dan membuat sparepart yang mudah didapatkan dimana-mana. Hal itu membawa kesuksesan Toyota di industri otomotif sampai saat ini.

Demikian juga yang dilakukan para periset dan inovator di Indonesia harus bisa membawa kebaruan untuk hasil inovasinya.

"BRIN harus membantu peneliti untuk mencapai scientific proven," tambahnya.

Selain itu kemitraan antara akademisi, pemerintah dan industri harus diperkuat dan mutlak dilakukan. Sehingga inovator saat mengembangkan sebuah karya inovasi harus belajar pada manajemen risiko apabila berpotensi terjadi kegagalan di berbagai tahapan.

"Sebuah karya inovasi perlu dilakukan cek dan ricek oleh pihak ketiga, karena pihak ketiga independen. Jadi jangan sampai karya inovasi ini masuk ke lembah kematian, sehingga tidak bisa dikembangkan."

Untuk itu, lanjut LT Handoko, pada prinsipnya peneliti atau inovator harus bisa menggali potensi benefit jangka panjang terhadap hasil riset yang mereka kembangkan.
"Dan riset yang dikembangkan harus mempertimbangkan apa yang menjadi masalah di industri. Saling mengisi dan melengkapi."

LT Handoko juga berharap bisa dibangun model bisnis yang menjamin relasi sehat, saling menguntungkan, dam berkesinambungan.

baca juga: BRIN

Sementara itu Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza menjelaskan bahwa BPPT sebagai lembaga litbangjirap telah banyak menghasilkan inovasi dengan TKDN di delapan bidang fokus.

"Yakni bidang bidang fokus teknologi kebencanaan, rekayasa keteknikan, kemaritiman, transportasi kesehatan dan pangan, energi, pertahanan dan keamanan serta teknologi informasi dan elektronika," kata Hammam.

Dan delapan bidang fokus ini telah menghasilkan produk inovasi yang sudah diserap oleh industri dan telah dipakai oleh masyarakat. Hammam mencontohkan pandemi telah melahirkan banyak inovasi yang menjawab kebutuhan saat pandemi. "Diharapkan inovasi-inovasi terus berkelanjutan dan diharapkan dan diserap oleh industri," pungkasnya. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya