Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GURU besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Prof Purnawan Basundoro mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian cagar budaya sebagai peninggalan kebudayaan masa lalu.
“Cagar budaya merupakan warisan untuk anak-cucu. Jadi bukan warisan untuk mereka yang kita beri dalam keadaan rongsokan misalnya. Justru ini adalah milik mereka yang harus kita rawat, sehingga kita bisa menghindari hal-hal yang meleset dari pengelolaan kebudayaan tidak terstandar," ucapnya dalam sebuah webinar belum lama ini, dilansir dari laman Unair.
Prof Purnawan pun sangat menyayangkan ketika kemajuan zaman kemudian berdampak pada hilangnya peninggalan kebudayaan berupa cagar budaya.
Ia menyampaikan, lokasi cagar budaya yang strategis di tengah kota adalah alasan mengapa para investor nekat menukarnya dengan bangunan baru. Padahal, kata Profesor, seharusnya bangunan cagar budaya dapat dijadikan penanda sejarah.
“Misalnya kita mengaku bahwa umur Kota Surabaya sudah 728 tahun, tapi kita tidak memiliki bukti karena semua bangunan tua sudah dirobohkan,” jelasnya.
Oleh karena itu, sambungnya, kita harus arif untuk mengelola kelestarian cagar budaya di tengah situasi yang terus berkembang dan aspek global yang menekan. Bahkan menurutnya, justru aspek kebudayaan tersebut bisa ditawarkan kepada masyarakat global untuk memperlihatkan kekayaan kita dalam bentuk cagar budaya.
“Jadi justru ada namanya paradoks globalisasi. Di tengah globalisasi justru kan sekarang banyak negara menawarkan aspek-aspek kelokalan. Sehingga kita harus hati-hati, jangan sampai kemudian tawaran sesaat terkait dengan isu global itu akan menghancurkan kekayaan yang bersifat lokal,” terang Prof Purnawan.
Ia mengingatkan, terdapat dua sisi dari pembangunan yang berpotensi merusak cagar budaya. Karena di sisi lain, pembangunan tersebut memang dapat melayani kepentingan wisatawan global.
“Tapi justru kontraproduktif, karena wisatawan datang ke Indonesia itu kan ingin melihat keunikan budaya yang berkembang di sini,” imbuhnya.
Prof Purnawan pun berpesan bahwa kita harus arif dalam membuat berbagai kebijakan, agar tidak menjadi fatal. Itu bisa merugikan aspek-aspek yang nilainya bersifat jangka panjang,” pungkas dekan FIB UNAIR tersebut. (H-2)
Jessica memilih program bayi tabung karena dengan usianya sekarang, kehamilannya berisiko tinggi.
Jangan lewatkan untuk mencoba berbagai makanan khas Surabaya, Jawa Timur ini ketika sedang berlibur, dijamin bakal ketagihan!
Grand Inna Tunjungan memiliki Jelajah Cita Rasa Nusantara pada Ramadan tahun ini.
Kuliner asal Surabaya yang terkenal dengan rasa mi yang khas, Mie Mapan buka cabang ke-26 di Plaza Festival, Jakarta Selatan.
Cara tradisional ini menjadi nilai tambah dari rasa isian roti yang proses produksinya memakan waktu hampir 5 jam.
Saat Kopi, yang berlokasi di kawasan Kota Lama Surabaya, menjadi salah satu perwujudan visi Muhammad Yusuf untuk menghadirkan inovasi dalam industri kuliner.
"Harta karun" sejarah apa yang tersimpan di dalamnya? Yuk, kenali sejarah lewat museum dengan nonton video ini sampai habis!
Kebaya merupakan busana tradisional Indonesia yang memiliki hubungan erat dengan Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih dikenal sebagai Kartini.
peninggalan kerajaan majapahit yang berupa candi, prasasti hingga kitab yang berisikan informasi tentang kerajaan majapahit kala itu
peninggalan kerajaan Kutai dalam berbagai bentuk benda bersejarah dan tempat-tempat istimewa yang masih terjaga
sandi morse, bentuk komunikasi klasik yang masih digunakan hingga kini, umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia
Aksara Bali ini adalah salah satu aksara atau tulisan tradisional yang masih berkembang di Indonesia, khususnya di Pulau Dewata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved