Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

NTT Menuju Provinsi Digital

Mediaindonesia.com
29/7/2021 13:50
NTT Menuju Provinsi Digital
(DOK KEMENKOMINFO)

NUSA Tenggara Timur (NTT) masuk daftar prioritas pembangunan digital. Pada 2021 ini, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan melanjutkan pembangunan 421 base transceiver station (BTS) 4G tambahan.

Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Bambang Noegroho mengatakan target pembangunan BTS di 421 lokasi itu tersebar di 16 kabupaten di NTT. Selain BTS, BAKTI juga akan membangun point of interconnection (POI) dan repeater untuk menyambungkan ke jalur-jalur transmisi.

“Sebagai tambahan, kita sudah memiliki 156 lokasi yang dibangun BTS 4G yang tersebar di NTT dan sudah on air,” ujar Bambang dalam program 15 Minutes Metro TV episode NTT, Menuju Provinsi Digital, tadi malam.

Bambang melanjutkan proyek ini merupakan bagian dari komitmen BAKTI Kominfo sebagai executing agency yang menjalankan arahan Kementerian Kominfo untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi. Hal ini bertujuan menutup kesenjangan digital sehingga Indonesia bisa terhubung dan berdaya saing.

Baca Juga:  Ekspedisi BAKTI untuk Negeri Berlanjut Sambangi Wilayah 3T

Dari total 11.589 titik akses internet di seluruh Indonesia, 1.322 di antaranya terpasang di provinsi NTT dan tersebar di hampir 21 kota/kabupaten. Pemerintah berharap dengan pembangunan ini, dalam waktu dekat, seluruh pelosok NTT bisa terhubung internet dan memiliki masyarakat yang lebih cakap digital.

“Ke depannya kalau sudah tercapai, tentunya BAKTI Kominfo akan terus aktif mengahdirkan inisiatif-inisiatif baru, terutama di sisi pemberdayaan ekosistem, misalnya dari sisi ekonomi atau pendidikan,” kata Bambang.

Manfaat kehadiran internet pada sektor pendidikan di NTT salah satunya dirasakan di SMAN 5 Kupang. Kepala SMAN 5 Kupang Veronica Wawo menuturkan, manfaat tersebut terutama dirasakan di masa pandemi covid-19 yang mengharuskan adanya interaksi belajar secara virtual.

Namun, kata Veronica, masih banyak anak yang kekurangan paket data, bahkan tidak mempunyai HP Android. “Solusinya, mereka datang ke sekolah untuk menggunakan fasilitas di sekolah,” katanya.

Baca Juga: Transformasi Digital Indonesia

Veronica menyebut selama dua tahun terakhir sekolahnya mendapatkan bantuan dari Kementerian Kominfo untuk menambah titik-titik wi-fi di sekolah. “Ruang-ruang (yang sebelumnya dipakai) UN-BK (ujian nasional berbasis komputer) dipasang wi-fi semua. Sekarang UN sudah tidak ada, kami jadikan ruang kelas dan anak-anak bisa mengakses semua,” ungkapnya.

Pelayanan karantina
Pendidikan bukan satu-satunya sektor yang menerima langsung manfaat internet. Sektor kesehatan, keamanan, bahkan industry, dan transportasi pun terbantu dengan layanan internet yang tersedia.

Di Balai Karantina Pertanian Kupang, misalnya, fasilitas internet membantu mengawasi lalu lintas ribuan ternak. Dengan demikian, balai karantina dapat memangkas waktu pemeriksaan secara online.

“Internet itu sangat dibutuhkan. Pelayanan-pelayanan karantina yang ada, baik untuk pegawai, pengguna jasa, maupun pembayaran-pembayaran, semua itu sangat tergantung dari internet,” ujar Paramedik Karantina Penyelia Balai Peternakan Pertanian Kupang Dominggus Kesa.

Dalam satu tahun, lanjutnya, lalu lintas sapi potong dari NTT yang keluar mencapai puluhan ribu ekor, karenanya akan lambat jika cara menghitungnya manual. “Sedang kita upayakan melalui sistem E-kandang, sehingga kebutuhan internetnya amat diperlukan untuk mendukung sistem ini karena menggunakan beberapa user,” kata Dominggus.

“User ini dari tempat mana saja mereka bisa mengakses secara online. Dengan apli¬kasi ini, harapan kami yang tadinya lambat bisa dipercepat, kami dapatkan data keluar masuknya lalu lintas sapi secara on time, dari 2-3 hari bisa 1 jam,” imbuhnya.

Di sisi lain, membangun infrastruktur internet saja tidak cukup. Adaptasi teknologi juga penting untuk meningkatkan literasi digital khususnya di Provinsi NTT.

Survei Katadata Inside Center dan Kominfo di 34 provinsi menyebutkan, indeks literasi digital di NTT masih tergolong sedang. Artinya, usaha pembangunan infrastruktur perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Hal ini diamini Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Menurutnya, kedua hal tersebut bisa berjalan beriringan dan seimbang. “Kami terus mendorong agar sosialisasi literasi digital ini bisa berjalan baik dan kami  harapkan seluruh sektor dengan teknologi informasi yang ada, mampu menembus ruang dan waktu,” ung¬kapnya.

Pemprov NTT pun bertekad untuk menyiapkan generasi muda ke depan bisa melek digital. Gubernur NTT menyebut pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Desa PDTT agar dana desa dipakai 50% untuk pendidikan khususnya pendidikan teknologi.

“Semoga ke depan provinsi ini bisa mengejar ketertinggalan dengan pendekatan-pendekatan teknologi saat ini khususnya teknologi informasi dan internet yang masuk ke desa. Kami bersyukur lewat Kementerian Kominfo telah banyak membangun jaringan dan kami harapkan ini akan berkontribusi dan meningkatkan literasi digital di NTT,” pungkasnya. (Ifa/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya