Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DIREKTUR Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manullang mengungkapkan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Riau mampu meningkatkan curah hujan hingga 47,2%.
"Hasil evaluasi itu didapat dari pelaksanaan TMC pada fase musim kering yang pertama yaitu bulan Maret - April lalu," kata Basar, Minggu (4/7).
Menurutnya hasil operasi TMC saat itu mampu menaikkan volume curah hujan di wilayah operasi dan sekaligus menaikkan tinggi muka air gambut. Curah hujan naik sebesar 47,2% dari curah hujan historis dan 64,4% dari curah hujan prediksi BMKG.
Oleh karena itu, imbuhnya, sangat perlu untuk melaksanakan operasi TMC kembali pada fase-fase kering berdasarkan prediksi cuaca yang disampaikan oleh BMKG.
Pemerintah telah memulai fase kedua TMC mulai 3 Juli 2021 selama 15 hari ke depan. Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini telah diinisiasi oleh KLHK sejak 2020, bersama-sama dengan BPPT, TNI AU, BNPB dan BMKG.
Tujuan TMC ini adalah untuk mempertahankan kebasahan lahan gambut sehingga menekan potensi karhutla di wilayah-wilayah rawan.
Basar menambahkan, upaya pencegahan karhutla melalui operasi TMC ini tentu juga dibarengi dengan upaya di tingkat tapak diantaranya melalui patroli pencegahan karhutla, baik patroli mandiri maupun patroli terpadu, sosialisasi dan kampanye penyadartahuan pencegahan karhutla kepada masyarakat, peningkatan peran Masyarakat Peduli Api (MPA) dan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
“Diharapkan sinergi yang baik antara pendekatan dengan masyarakat dan pendekatan analisis iklim melalui operasi TMC ini dapat mengoptimalkan upaya pencegahan karhutla, sehingga potensi karhutla dapat ditekan dan tidak sampai menimbulkan kabut asap, apalagi di tengah pandemi saat ini” tandas Basar. (H-2)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba akan menerbitkan surat edaran hingga ke tingkat desa agar masyarakat tidak membakar sampah ataupun lahan dengan sembarangan.
Karhutla kembali melanda kawasan hutan lindung Bukit Suligi di Desa Pendalian, Kecamatan Pendalian IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
PULUHAN titik panas yang diduga adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terpantau satelit bertebaran di sejumlah Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (17/7).
BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, NusaTenggara Timur (NTT), mengeluarkan peringatan dini ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyusul aktifnya angin monsun timur pekan ini.
Karhutla kembali melanda wilayah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kali ini, lahan gambut seluas 4 hektare (ha) di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
Tim berjibaku menjangkau kebakaran lahan di kawasan Pastoran, Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai. Tim di lapangan berjibaku memadamkan lahan yang terbakar di tengah kondisi cuaca panas.
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved