Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BERTEPATAN dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, perusahaan perbankan mulai menyadari untuk menghindari penggunaan plastik yang tak ramah terhadap lingkungan untuk kartunya.
Seiring diperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap 5 Juni yang tahun ini mengambil tema 'Ecosystem Restoration' atau 'Restorasi Ekosistem', PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mengumumkan rencana untuk menghapuskan penggunaaan kartu kredit dan debit berbahan plastik sekali pakai.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen global HSBC untuk membangun masa depan yang maju dan berkelanjutan bagi masyarakat dan bisnis serta bagian penting dari rencana perusahaan untuk memprioritaskan pembiayaan dan investasi yang mendukung transisi menuju ekonomi global rendah karbon yang dicanangkan.
Kartu pembayaran yang terbuat dari 85% plastik daur ulang ini akan diluncurkan secara bertahap di seluruh pasar global, termasuk Indonesia pada pertengahan tahun 2021 dengan bekerja sama dengan produsen kartu global IDEMIA.
“Transisi ke kartu yang dapat didaur ulang ini akan dilakukan secara bertahap, mulai dari kartu yang diterbitkan untuk nasabah baru, kemudian diikuti dengan penggantian kartu kredit dan debit nasabah lainnya diakhir masa berlaku kartu yang dimiliki nasabah,” kata Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia François de Maricourt pada keterangan pers, Selasa (8/6).
HSBC adalah bank global pertama yang bermitra dengan IDEMIA untuk meluncurkan kartu rPVC (Rigid Polyvinyl Chloride) dalam skala global.
Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia François de Maricourt mengatakan, di HSBC, pihaknya memiliki tanggung jawab kepada nasabah, karyawan, dan komunitas di lokasi beroperasi.
“Kami menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi juga harus dilakukan secara berkelanjutan jika ingin mencapai kesuksesan dalam jangka panjang,” jelasnya.
“Inisiatif keberlanjutan berbasis Environment, Social, Governance (ESG) HSBC Indonesia, dan peluncuran kartu kredit baru berbahan daur ulang adalah bagian dari upaya kami untuk menjadi bank berkelanjutan terkemuka yang dapat memberikan dampak lingkungan dan sosial yang positif,” ujar François de Maricourt dalam sebuah keterangan, Senin, yang dikutip, Selasa (8/6).
HSBC memproduksi 23 juta kartu per tahun di seluruh dunia. Oleh karena itu peralihan ke kartu berbahan baru ini akan menghemat 161 metrik ton emisi karbon HSBC setiap tahunnya.
Pada akhir tahun 2025, peralihan ke rPVC akan menghemat 805 metrik ton emisi karbon – sekitar tujuh setengah kali berat paus biru.
Selain itu, dibandingkan dengan kartu pembayaran plastik standar, setiap kartu rPVC yang diterbitkan HSBC akan menghemat 3,1 gram sampah plastik; sehingga perpindahan ke rPVC secara kolektif akan menghemat 71 ton plastik per tahun (seberat pesawat ulang alik) dan selama lima tahun 356 ton plastik (60 kali berat gajah).
Wealth & Personal Banking Director PT Bank HSBC Indonesia Edhi Tjahja Negara mengatakan, mengganti kartu kredit dan debit dengan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang akan membantu nasabah ritel bank tersebut untuk berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim.
“Hal ini juga menginspirasi pelaku industri lainnya untuk juga memikirkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk dapat berkontribusi,” katanya.
“HSBC secara global memproduksi jutaan kartu per tahun, oleh karena itumeski perubahan ini tampak sepele, langkah ini berdampak besar dalam hal mengurangi volume plastik yang kami produksi. Kami bangga menjadi salah satu pionir yang memulai perpindahan kartu pembayaran ke materi daur ulang (rPVC),” katanya.
Penelitian yang dilakukan Mintel terhadap konsumen di seluruh dunia untuk HSBC menunjukkan mayoritas (77%) konsumen setuju bahwa 'perusahaan jasa keuangan memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan'.
Lebih lanjut, survei global, yang dilakukan untuk IMEDIA oleh Dentsu, menemukan bahwa sebagian besar konsumen (92%) berpendapat bahwa bank mereka harus berkontribusi secara aktif untuk melestarikan planet ini; dan mayoritas (87%) mengharapkan bank mereka menawarkan kartu ramah lingkungan.
Selama tahun 2021, HSBC secara global akan terus mengembangkan kartu pembayarannya menggunakan materi yang berkelanjutan – bergerak dari 85% rPVC menjadi 100% rPVC.
HSBC akan terus mengevaluasi bahan kartunya selama lima tahun ke depan, untuk mempertimbangkan alternatif bahan baku lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan dasar kartu kredit, seperti jagung. (RO/OL-09)
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat menjadi 11-13% pada tahun 2025. Lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 10-12%.
Kariernya dimulai di perusahaan perbankan multinasional, tempat ia memimpin tim produk dalam mengembangkan bisnis kartu kredit, loyalty program, dan bancassurance.
Terbatasnya akses kredit untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diakibatkan oleh masalah struktural yang bersifat sistemik.
OrderFaz berfokus pada inovasi pembayaran dan penjualan online
TIGA bulan sudah pelaku sektor perbankan meninggalkan 2023 dengan berbagai catatan kritis.
Kota Cilegon, Banten siap memanfaatkan aspal dari bahan plastik sepanjang 20 kilometer.
Pada 2018, mengaspal 6.372 meter area pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Banten, Indonesia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melarang tempat-tempat perbelanjaan menggunakan kantong plastik sekali pakai. Aturan tersebut berlaku efektif 1 Juli 2020.
Perlahan, pembeli yang datang berbelanja sudah menyadari adanya kebijakan itu. Namun, mereka tetap mau membayar daripada harus membawa kantong sendiri dari rumah.
Dari sosialisasi rancangan pergub yang telah dilakukan sejak awal Januari, lebih dari 50% pedagang pasar tradisional dan retailer serta masyarakat setuju penerapan pergub itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan alasan bahwa pergub tersebut belum disahkan karena masih ada poin-poin yang harus dibereskan oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved