Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kenali Beragam Faktor yang Bisa Pengaruhi Akurasi Tes Covid-19

Theofilus Ifan Sucipto
05/6/2021 16:29
Kenali Beragam Faktor yang Bisa Pengaruhi Akurasi Tes Covid-19
Ilustrasi tes PCR(ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

ADA beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi tes covid-19. Hal ini diungkap oleh Kepala Lembaga Biomolekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio dalam diskusi virtual. Mulai dari kualitas alat hingga teknik menguji sampel di laboratorium.

"Kalau hasil tes false (keliru) negatif, jangan salahkan kit, bisa jadi cara ambil (sampel) nya (yang salah)," kata Amin, Sabtu (5/6).

Amin menyebut pengambilan sampel lewat hidung harus betul-betul dikorek hingga bagian belakang. Namun, ada kalanya tenaga kesehatan kurang memahami hal itu atau terlalu lelah sehingga tidak mengorek sampai dalam.

Langkah berikutnya, yakni membawa sampel untuk diperiksa. Amin mengatakan pemeriksaan sampel dari tes swab antigen memang bisa langsung dikerjakan di tempat tes. Namun sampel dari tes polymerase chain reaction (PCR) harus dibawa ke laboratorium.

"Bagaimana membawa sampel ke laboratorium dengan memastikan kualitasnya tidak berubah," papar Amin.

Amin mengatakan ada alat bernama virus transport medium (VTM) yang khusus untuk membawa virus. Kelebihan alat itu ialah menjaga virus tetap hidup dan tidak rusak sampai ke laboratorium. Sejatinya, sampel di VTM langsung diperiksa setelah sampai laboratorium.

Namun kenyataannya tidak semudah itu lantaran sampel dikirim dari seluruh Indonesia.

"Dari Jakarta, Banten, mungkin dekat tapi dari Papua, Kalimantan, bayangkan berapa hari sebelum sampel sampai laboratorium," tutur Amin.

Baca juga: Siap Gantikan Antigen, Akurasi GeNose 97% dan Lebih Murah

Amin mengatakan kendala berikutnya adalah keterampilan peneliti menguji sampel. Mereka harus menambahkan enzim tertentu untuk dengan ukuran sangat kecil yaitu satu hingga dua mikroliter.

"Kalau tidak terlatih bisa menimbulkan kesalahan dan dampaknya sangat besar," jelas dia.

Faktor berikutnya, yakni kemungkinan kontaminasi di laboratorium. Amin mencontohkan ada sebuah laboratorium yang mengecek sampel dan semuanya dinyatakan positif covid. Sampel itu dibawa ke laboratorium lain untuk diverifikasi hasilnya. Ternyata, sampel menunjukkan hasil negatif.

"Ternyata di ruangan itu terjadi kontaminasi sangat masif sehingga laboratorium harus ditutup," tutur Amin.

Amin menuturkan faktor lainnya adalah kualitas alat tes covid-19. Hal itu biasa terjadi bila kualitas kontrol dan pabriknya kurang maksimal.

"Misalnya di Amerika Serikat ada alat tes sudah ada virusnya di situ. Itu sangat merugikan pasien," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya