Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Aktivitas Gempa Meningkat, BMKG: tidak Saling Berkaitan

Ferdian Ananda Majni
23/5/2021 16:35
Aktivitas Gempa Meningkat, BMKG: tidak Saling Berkaitan
Kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan di Desa Ploso Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021).(ANTARA/IRFAN ANSHORI)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan fakta adanya peningkatan aktivitas gempa bumi signifikan yang guncangannya dirasakan masyarakat sepanjang 2021. Namun demikian, rentetan gempa itu tidak saling berkaitan.

"Tidak berkaitan tetapi memang ada peningkatan gempa dari beberapa sumber gempa yang ada," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Media Indonesia, Minggu (23/5).

Dia menambahkan belum diketahui penyebab fenomena peningkatan aktivitas gempa. Namun yang pasti kejadian lindu adalah proses pelepasan energi yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa setelah mengalami akumulasi medan tegangan yang sudah berlangsung sejak lama.

Baca juga : Bandung Gempa, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan

"Pemicunya masih sulit dijelaskan. Tetapi yang pasti setiap sumber gempa memiliki kemampuan mengakumulasi medan tengangan/stres sendiri-sendiri dan matang kemudian rilis energi sebagai gempa," sebutnya.

Daryono menyebutkan, gejala meningkatnya aktivitas gempa pada waktu-waktu tertentu masih sulit diterangkan. Ada dugaan, perubahan pola tegangan global, regional, bahkan lokal tampaknya dapat menerangkan gejala ini.

"Tetapi terkonsentrasinya aktivitas gempa pada kawasan dan kurun waktu tertentu saat ini sudah dapat dilakukan dengan mudah. Namun demikian yang paling penting adalah bagaimana mengenali dan membedakan berbagai ragam kejadian bencana gempa yang terjadi," jelas.

Baca juga : Waspada Gempa! Sesar Pati Aktif, 14 Kecamatan Di Rembang Terancam Gempa

Dia tak memungkiri bahwa peningkatan gempa yang terjadi hampir bersamaan dan lokasinya yang berdekatan.

"Saking banyaknya bisa hampir bersamaan waktu nya dengan lokasi berdekatan," lanjutnya.

Terkait penyebab gempa berkekuatan 5,9 magnitudo di Jawa Timur (Jatim) yang dapat merusak bangunan, Daryono menjelaskan gempa itu berjenis intraslab yang mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar.

Baca juga : Gempa Tektonik Guncang Mojokerto, BMKG: Dipicu Sesar Aktif

"Mengapa gempa relatif kecil hanya M5,9 bisa sangat merusak? Karena gempa ini merupakan jenis gempa intraslab yang mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar dari gempa lain dengan sumber lain dengan magnitudo sekelasnya," terangnya.

BMKG mencatat, sepanjang Mei 2021 telah terjadi peningkatan sebanyak 609 gempa. Diketahui pada tahun 2021 selama tiga bulan terakhir, rata-rata kejadian gempa bumi di Indonesia menurut data dapat terjadi 300-400 kali setiap bulan.

Di bulan Januari, gempa yang tercatat sebanyak 666 kali. Kemudian di bulan Februari terjadi sebanyak 534 kali, dan pada bulan Maret mencapai 918 kali, April mencapai 805.

Baca juga : Gempa Tektonik Arti dan Penyebabnya

"Iyah meningkat, ini Mei saja belum abis bulan sudah mencapau 600 lebih gempa," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya