Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat sejak Jumat (14/5) siang hingga Sabtu (15/5) pukul 09.44 WIB terjadi sebanyak 41 gempa susulan yang mengguncang Nias.
"Gempa susulan terbesar M 5,4 dan terkecil M 2,0. Ada kencenderungan/tren magnitudo gempa susulan (aftershocks) semakin mengecil. Semoga kondisi segera stabil dan aman kembali," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, saat dihubungi, Sabtu (15/5).
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi gempa sebesar M6,7 pada Jumat (14/5) siang di Nias. Adapun, episenter terletak di laut pada koordinat 0,2 LU dan 96,69 BT pada jarak 125 km arah baratdaya Lahomi, Nias Barat, pada kedalaman 10 km.
Guncangan gempa ini dirasakan di Gunung Sitoli Nias III-IV MMI, Banda Aceh III MMI, Aek Godang, Aceh Tengah II MMI dan belum ada laporan dampak kerusakan.
Ia melanjutkan, berdasarkan analisis BMKG gempa tersebut memiliki mekanisme sesar turun (normal fault) yang menguatkan bahwa gempa ini bersumber di zona deformasi akibat terbangunnya gaya tarikan atau regangan.
"Gempa yang bersumber di zona outer rise tidak boleh diabaikan karena di Indonesia sudah 2 kali terjadi tsunami akibat gempa yang bersumber di zona outer rise, yaitu tsunami destruktif di Sumbawa 1977 dan Tsunami Jawa 1921," ucap Daryono.
Selain itu, sumber gempa outer rise ini pernah memicu Tsunami Lunyuk, Sumbawa, pada 19 Agustus 1977.
Saat itu gempa dahsyat dengan magnitudo 8,3 yang oleh para ahli gempa populer disebut sebagai "The Great Sumba" telah memicu terbentuknya patahan dasar laut dengan mekanisme turun. "Patahan dasar laut dengan mekanisme turun itu memicu terjadinya tsunami setinggi sekitar 8 meter dan menewaskan lebih dari 300 orang," ungkapnya.
Ia menjelaskan, di luar negeri, zona sumber gempa outer rise juga pernah memicu tsunami mematikan. Peristiwa Tsunami Sanriku di Jepang tahun 1933 dipicu oleh gempa berkekuatan 8,6 yang bersumber di zona outer rise. Tsunami ini menewaskan lebih dari 3 ribu orang.
"Selanjutnya adalah peristiwa tsunami Samoa di Pasifik yang terjadi pada 29 September 2009. Gempa kuat dengan magnitudo 8,1 di zona outer rise dekat subduksi Tonga juga memicu tsunami dahsyat yang menewaskan 189 orang," beber Daryono.
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, outer rise merupakan zona gempa yang selama ini terabaikan, karena memang lebih populer zona sumber gempa megathrust.
"Catatan tsunami yang bersumber di luar zona subduksi di atas kiranya cukup untuk dijadikan pelajaran untuk kita semua bahwa zona outer rise (termasuk) di wilayah Indonesia merupakan zona gempa pemicu tsunami yang patut diwaspadai dan tidak boleh diabaikan," pungkasnya. (H-1)
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Belum ada laporan kerusakan rumah akibat gempa tersebut tapi relawan BPBD langsung bergerak mencari rumah terdampak.
Sebuah batu raksasa bernama Maka Lahi, yang berarti "batu besar", ditemukan telah berpindah sejauh 200 meter dari puncak tebing akibat gelombang tsunami purba setinggi 50 meter
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi Aceh tersebut berada di kedalaman 45 kilometer.
Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Papua Nugini pada Sabtu (5/4) pukul 03.04 WIB.
Mudik merupakan tradisi yang tidak dapat terpisahkan dari Hari Raya Idul Fitri. Saat mudik, banyak masyarakat yang memutuskan untuk menggunakan transportasi jalur darat dan laut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Gempa bumi 4.4 magnitudo yan terjadi berpusat di Kabupaten Pangandaran dan kedalaman 25 kilometer tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang lepas pantai negara bagian Alaska, Amerika Serikat.
Gempa bermagnitudo 5,4 mengguncang gugusan Kepulauan Tokara di Prefektur Kagoshima, Jepang barat daya, pada Sabtu (5/7).RR
Badan Meteorologi Jepang (JMA) membantah keterkaitan antara rangkaian gempa bumi dan ramalan bencana yang muncul di sebuah cerita manga karya Ryo Tatsuki dengan judul The Future I Saw.
Pemerintah Jepang mulai melakukan evakuasi terhadap warganya yang tinggal di pulau-pulau barat daya akibat gempa yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved