Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

BNPB Dorong Pembangunan Literasi Sejarah Bencana Indonesia

Atalya Puspa
05/5/2021 12:51
BNPB Dorong Pembangunan Literasi Sejarah Bencana Indonesia
Simulasi mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi di SMP Muhammadiyah, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (28/1/2020).(ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

Fenomena alam yang berujung pada bencana memberikan pembelajaran kepada masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu. Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong agar Indonesia membangun literasi kebencanaan.

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana (BNPB) Udrekh menyatakan, pembangunan literasi kebencanaan membutuhkan sinergi dan kerja sama pentaheliks, yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan inisiasi kerja sama antarinstitusi pemerintah Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam pengembangan literasi sejarah kebencanaan sebagai bagian dari edukasi masyarakat.

Baca juga: Guru Besar Unpad Terima Gelar Ksatria Akademisi dari Prancis

Melihat informasi sejarah bencana di suatu wilayah, BNPB mengharapkan masyarakat dapat mempelajari potensi maupun karakteristik bahaya di wilayah. Kemudian, pengetahuan yang berbasis informasi sejarah ini dapat menjadi sumber informasi bagi anggota keluarga. BNPB juga mengharapkan dukungan berbagai pihak (pentaheliks) dalam membangun resiliensi masyarakat.

Ia menyatakan , sebenarnya Indonesia memiliki banyak aset kebencanaan yang tersebar di beberapa daerah.

“Namun pengelolaan dan pengumpulan aset-aset ini yang belum difasilitasi agar masyarakat dapat mengakses dengan mudah pembelajaran dari kebencanaan ini,” tambah Udrekh dalam keterangan resmi, Rabu (5/5).

Ia menambahkan bahwa pembelajaran dari negara-negara lain, seperti Jepang dan Belanda, justru memiliki arsip kebencanaan yang lebih lengkap daripada di Indonesia.

“Maka dari itu, perlu dijalin kerja sama yang lebih kuat dengan Perpusnas dan ANRI untuk mengelola arsip-arsip kebencanaan yang tersebar di seluruh Indonesia agar masyarakat bisa mengakses pembelajaran-pembelajaran yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja sama dan Hubungan Masyarakat Perpusnas Sri Marganingsih menyambut baik gagasan literasi kebencanaan dari BNPB. Di sisi lain, ia menyampaikan beberapa tugas dari Perpusnas, yaitu membina perpustakaan yang ada di masing-masing kementerian lembaga, sedangkan untuk program unggulan yang sedang dijalankan oleh Perpusnas adalah membuat Pocadi (Pojok Baca Digital).

Pocadi ini merupakan bantuan di provinsi dan kabupaten serta kota dimana masyarakat bisa mengakses bacaan digital. Bacaan yang tersedia di Perpusnas ini dapat diakses melalui komputer yang sudah disediakan.

Baca juga: Virus Korona Varian Baru Sebabkan Peningkatan Kasus di Dunia

“Melalui program Perpusnas, Pocadi, upaya literasi bencana ini juga dapat langsung menyentuh masyarakat,” harap Udrekh.

Marganingsih menyambut baik usulan kerja sama antara pihaknya dan BNPB. Ia merekomendasikan untuk dapat segera dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan penyusuan PKS (Perjanjian Kerja sama) antara kedua belah pihak. Di samping itu, kerja sama ini memungkinkan integrasi data antara sistem yang ada di Perpusnas dengan portal literasi sejarah kebencanaan BNPB.

Melalui kolaborasi, Udrekh menyampaikan bahwa literasi kebencanaan ini dapat mempercepat langkah penyebaran pengetahuan sehingga masyarakat semakin kuat dalam mendukung kebijakan dan strategi penanggulangan bencana. Pada akhirnya, literasi kebencanaan dapat menciptakan masyarakat yang rajin membaca, terbangun budaya literasinya serta tangguh menghadapi bencana. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya