Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Bersabar Tidak Mudik, Selamatkan Keluarga dari Covid-19

Atalya Puspa
26/4/2021 09:25
Bersabar Tidak Mudik, Selamatkan Keluarga dari Covid-19
AWAS JANGAN MUDIK: Sejumlah pemudik dari Kepulauan Riau mengantre di Pelabuhan Bandar Sri Junjungan Dumai, Riau, Minggu (25/4/2021)(ANTARA/ Aswaddy Hamid)

HARI raya Lebaran atau Idul Fitri 1442 H tidak lama lagi. Berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman menjadi tradisi bagi setiap individu yang merayakannya. Namun, di tengah pandemi covid-19 yang masih merebak, pemerintah mengimbau warga untuk bersabar dan bisa merayakan hari raya bersama keluarga secara virtual.

Hal tersebut sangat beralasan mengingat virus SARS-CoV-2 dapat menular melalui perantara manusia. Semakin tinggi mobilitas seseorang, potensi penyebaran covid-19 kepada orang-orang terdekat bahkan orang tua di kampung halaman. Masyarakat tentu tidak ingin kejadian di India terjadi di Tanah Air.

Belajar dari beberapa pengalaman libur panjang atau mudik sebelumnya, angka kasus konfirmasi positif covid-19 mengalami kenaikan. Fenomena ini yang harus dihindari bersama jelang hari raya Idul Fitri.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi pandemi. Salah satunya menahan diri untuk tidak mudik dalam merayakan hari raya bersama orang tua. Langkah ini sangat penting dilakukan demi kepentingan yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Kenapa tidak boleh mudik karena manusia menjadi perantara membawa virus Covid dari satu daerah ke daerah lainnya,” imbau Doni dalam keterangan resmi, Senin (26/4).

Doni berharap langkah tersebut dapat diwujudkan oleh setiap individu sehingga potensi kenaikan covid-19 dapat dihindari. Kenaikan dapat terjadi apabila masyarakat menolak untuk bertindak atau tetap melakukan mudik. Memutuskan tidak mudik bertujuan untuk menghargai sesama, terlebih orang tua atau sanak saudara di kampung halaman.
“Yang berbahaya adalah mereka yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG),” tambahnya.

Setiap hari, penularan covid-19 masih terjadi. Di Indonesia, covid-19 rata-rata memakan 4 nyawa manusia setiap jamnya.

“Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita. Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini,” ucap Doni.

Sepanjang Ramadan, pemerintah telah mengambil kebijakan tegas peniadaan mudik dengan tujuan untuk mencegah hilangnya nyawa yang lebih banyak dari penularan covid-19.

Menyikapi situasi tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan regulasi berupa Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah. Surat edaran ini bertujuan untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi dalam rangka mencegah terjadinya peningkatan penularan covid-19 selama Ramadan dan Idul Fitri 1442 H.

Perkembangan data per 25 April 2021, pukul 12.00 WIB, tercatat kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 sejumlah 4.402 kasus. Total kasus konfirmasi per hari ini (25/4) mencapai total 1.641.194 kasus, sedangkan total kasus meninggal 44.594.

Pemerintah berharap masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin tinggi protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Satgas Penanganan Covid-19 juga terus melakukan testing dan tracing untuk menjaring kasus baru sebelum terlambat sehingga perawatan dapat dilakukan sedini mungkin.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya