Berpuasa untuk Kesehatan Jiwa dan Raga

Atalya Puspa
24/4/2021 05:10
Berpuasa untuk Kesehatan Jiwa dan Raga
Pakar Kedokteran Olahraga dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenal Muttaqin Sofro.(Dok. ugm.ac.id)

PUASA bukan hanya bertujuan untuk beribadah kepada Allah, lebih dari itu, Allah menyerukan berpuasa kepada umat-Nya untuk menjaga kesehatan. Menurut Pakar Kedokteran Olahraga dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenal Muttaqin Sofro, dalam puasa Ramadan ada tiga pesan yang disampaikan, yaitu takwa, syukur, dan bagaimana kita bisa senantiasa berada di jalan yang benar. "Semua mendukung program visi dan misi kita untuk menjadi sehat jasmani dan rohani," kata Zaenal dalam acara Pasinoan Piluang Luhur yang ditayangkan di kanal Youtube UGM, Kamis (22/4).

Zaenal menjelaskan, dalam ilmu neurologist, otak manusia terbagi tiga, yakni otak reptil, otak limbik, dan otak neokorteks. Pada hakikatnya, ketiganya semestinya berjalan dengan seimbang. Namun demikian, karena perjalanan hidup, mulai aktivitas hingga makanan yang dikonsumsi sehari-hari terus bervariasi, ketiganya sering kali berjalan tidak seirama dan tidak sesuai dengan semestinya.

"Struktur tubuh kita sebenarnya sudah ballance. Tapi kadang kala hidup kita bergeser seperti hewan berkaki empat dan reptil. Kita makan berlebihan, bertutur kata yang kurang baik. Dan dalam puasa kita ingin mengembalikan porsi fungsi ketiga bagian otak itu," ujarnya.

Selain mengendalikan hawa nafsu pada makan dan minum, puasa juga memiliki arti mengendalikan tutur kata. Pasalnya, ketakwaan seseorang bisa dilihat dari tutur katanya. Hal tersebut tertuang dalam surah Al-Hujurat ayat 2: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari."

Memang saat berpuasa tubuh akan berada dalam kondisi stres. Selama tidak berpuasa, terlebih saat bekerja dari rumah, tubuh kita akan menimbun terlalu banyak kalori. Namun demikian, ia menegaskan berpuasa harus dilakukan dengan hati yang bahagia, agar kesehatan jiwa dan raga dapat diraih.

"Keadaan hati yang senang dan wajah yang berseri-seri itu akan berpengaruh pada kinerja jantung. Karenanya jalanilah puasa dengan ikhlas dan senang. Selain itu, cukupilah kebutuhan air saat berpuasa karena kurang air bisa meningkatkan saraf stres," jelasnya.

 

Lebih stabil

Manfaat positif dari puasa juga disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad dalam Kajian Ramadan sehat. Menurut dia, hasil dari puasa harus berdampak pada perubahan psikologis, yakni menjadikan diri lebih sehat dan stabil dalam berbagai aspek.

"Saat puasa, jasmani manusia dilemahkan supaya rohani bisa lebih dekat dengan Allah. Hasil dari puasa ialah perubahan psikologis masyarakat muslim menjadi lebih sehat dan stabil," ujar Dadang.

Sehat yang dimaksud ialah tidak saja jasmani, tetapi juga rohani dan kejiwaan yang lebih stabil dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.

Aktualisasi puasa bagi seorang muslim, yakni pengendalian diri yang tidak berlandaskan nafsu. Seorang muslim seharusnya bisa menahan segala godaan dalam aktivitas sehari-harinya, tak hanya soal lapar juga sikap tenang dalam menyikapi segala hal. (Ata/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya