Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KEHIDUPAN santri di pondok pesantren rentan dengan berbagai masalah Kesehatan seperti diare, tifus, hepatitis A, muntaber dan lain sebagainya. Salah satu faktor utama penyebab maraknya penyakit tersebut adalah higienitas makanan yang dikonsumsi para Santri oleh karenanya kebersihan dapur Ponpes menjadi hal yang krusial.
Baru-baru ini Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) menyelenggarakan pendampingan penataan dapur bersih sehat di Pondok Modern Gontor Putri 1 yang berlokasi di Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.
Pondok pesantren ini memiliki lebih dari 3.500 santri yang usianya berkisar dari 12 hingga 20 tahun dan menyediakan makanan 3 kali sehari untuk seluruh santri dan ustadz-ustadzah, sehingga dapat dibayangkan kesibukan yang terjadi di dapur setiap harinya.
Atik Nurwahyuni, ketua Tim Pengabdian Masyarakat menjelaskan bahwa gagasan penataan dapur sehat ini merupakan kelanjutan program pengabdian masyarakat tahun lalu dimana Tim UI mengembangkan buku Panduan Keamanan Pangan Pesantren.
"Tahun lalu Tim kami telah menyusun buku Panduan Keamanan Pangan Pesantren. Harapannya panduan tersebut dapat diaplikasikan di Ponpes. Berbekal dari buku panduan inilah pendampingan penataan Dapur Bersih Sehat dilakukan," ujar Atik Nurwahyuni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/4).
Pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan yaitu melalui diskusi dengan para Ustadzah, edukasi santri, pemberian bantuan sarana kebersihan dan perlegkapan dapur seperti sabun cuci piring, sapu, pel, cairan pembersih lantai, panci, wajan, rak bumbu, talenan, hingga cat dinding.Selain itu poster-poster edukasi juga dikembangkan dan dipasang di tempat strategis guna terus mengingatkan juru masak dan para santri untuk menjaga kebersihan diri, dapur dan ruang makan.
Dalam penataan dapur sehat ini terdapat beberapa aspek terkait dengan dapur dan penyiapan makanan yang harus terus dimonitor dan dievaluasi oleh Pengurus Pondok Pesantren. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah cara pengolahan makanan dari pembelian sampai penyajian, kebersihan perorangan penjamah makanan, kebersihan peralatan makan dan memasak, sarana prasarana meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, dan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.
Kegiatan ini disambut antusias oleh pihak Pondok. Pengajar ponpes, ustadzah Fatimah menyampaikan bahwa saat ini sudah diberlakukan piket pembersihan dapur secara besar-besaran selain piket harian.
"Setiap hari ada petugas piket pembersihan dapur, tapi piket besar-besaran dilakukan setiap hari Senin. Semuanya dibersihkan. Sampah-sampah sekarang juga sudah tertata nggak lagi berserakan," ujar Fatimah.
Selain itu penyajian makanan saat ini juga lebih higienis. Bila dulu makanan di tempatkan di ember-ember besar yang tidak tertutup, sekarang makanan yang siap makan ditempatkan di panic-panci besar yang tertutup.
“Kami sudah tidak lagi pakai ember untuk menaruh makanan yang selesai dimasak tapi pakai panci-panci yang telah diberikan oleh Tim UI. Betul lebih higienis karena nggak khawatir terkena kotoran, juga aman dari kucing," imbuh Fatimah.
Perilaku santri juga semakin baik sekarang dalam menjaga higienitas makanannya. Perilaku selalu mencuci tangan sebelum makan, mencuci piring dengan sabun dan menghindari pinjam meminjam alat makan sudah mulai tumbuh pada diri para santri. Saat ini Ponpes menyediakan lebih banyak tempat untuk mencuci piring.
Proses pendampingan ini melibatkan secara aktif Pengurus Pondok khususnya ustadzah penanggung jawab Dapur dan Ustadzah Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM) sehingga mereka mampu secara mandiri memonitor dan mengevaluasi higienitas dapur pondok secara berkala. Selain higienitas makanan, ketercukupan gizi santri juga menjadi factor yang sangat krusial. Pada tahun ini Tim UI juga berencana melakukan pendampingan dalam pengaturan menu makanan di pondok pesantren guna menjamin ketercukupan gizi para santri. (OL-13)
Baca Juga: Ternyata Kamus Sejarah Indonesia masih Beredar di Toko Daring
Para penerima manfaat akan mengikuti sebuah workshop khusus mengenai tata cara beternak yang baik.
KAKORLANTAS Polri Irjen Agus Suryonugroho mendampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rangkaian kunjungan silaturahmi ke dua pesantren besar di Jawa Timur.
PELATIHAN bagi para Asesor Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Pesantren Jenjang Ma’had Aly terus digencarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan pesantren di Tanah Air.
KEMENTERIAN Agama menggelar uji publik penyusunan dokumen Standar Mutu Pendidikan Pesantren untuk menjawab tantangan regenerasi ulama.
PBNU kenang Suryadharma Ali sebagai tokoh yang berperan dalam kemajuan pesantren.
PW RMI-NU Jakarta dan PAM Jaya Siapkan MoU Penyediaan Air Langsung Minum di Pesantren
UNIVERSITAS Indonesia (UI) menuai sorotan dari masyarakat setelah mengundang Peter Berkowitz, peneliti dari Stanford University dan menimbulkan kontroversi,
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tidak mau memberikan komentar mengenai diundangnya akademisi Peter Berkowitz ke Universitas Indonesia (UI).
Achmad menekankan bahwa UI bebas berdiskusi dengan siapa saja di forum kritis yang tepat, dengan kurasi dan counter-speech yang memadai.
Permintaan maaf itu disampaikan setelah muncul gelombang kritik di media sosial terhadap UI yang mengundang Berkowitz dalam acara PSAU pada 23 Agustus 2025.
Baitul Maqdis Institute menyatakan keprihatinan atas diundangnya akademisi Peter Berkowitz, sosok pro-Israel.
UI menyampaikan tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved