Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
WAKIL Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau yang akrab disapa Ariza menyebut hanya 20% sampai 30% orangtua atau wali murid yang setuju anak-anaknya mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Keraguan ini didasarkan pada pandemi covid-19 yang masih melanda Ibu Kota.
"Sekalipun memang menurut data besarnya masih 20%-30% siswa yang diizinkan oleh orangtua. Jadi kegiatan ini memang sengaja kita lakukan dan tentu harus dapat dukungan dari para orangtua," kata Ariza usai meninjau uji coba PTM di SMKN 2 Jakarta, Rabu (7/4).
Baca juga: Dukung Sekolah Tatap Muka, DKI Operasikan 50 Bus Sekolah
Ariza menegaskan tak ingin memaksakan orangtua untuk mengizinkan anaknya datang ke sekolah untuk mengikuti uji coba PTM bila memang sekolah yang dituju adalah salah satu yang mengadakan uji coba PTM. Menurutnya, hal ini memang menyangkut kesehatan dan keselamatan seluruh pihak. Sehingga orangtua maupun wali murid berhak untuk tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTM.
Namun demikian, ia memastikan dengan meninjau langsung uji coba PTM hari ini bahwa protokol kesehatan berjalan sangat ketat. Jumlah siswa yang hadir dalam per kelas dibatasi 50% dan ada jaga jarak antarsiswa.
Selain itu, seluruh sekolah telah menyediakan fasilitas cuci tangan portabel atau wastafel serta hand sanitizer. Begitu juga tenaga didik atau guru telah menjalani vaksinasi covid-19.
"Jadi memang kita batasi. Jumlahnya juga tidak boleh lebih dari 50% di ruang kelas. Kemudian juga waktunya kita batasi, jam kita batasi, hari kita batasi. Alhamdulillah tadi berdialog dengan siswa, pendidik, mereka sangat senang, apalagi untuk mata pelajaran praktik memang dibutuhkan kehadirannya di sekolah untuk permudah pemahaman dari pembelajaran," tandasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved