Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Invisible Hopes, Film Kehidupan Anak yang Lahir dari Ibu Napi

Mediaindonesia.com
05/4/2021 15:00
Invisible Hopes, Film Kehidupan Anak yang Lahir dari Ibu Napi
Gala premier film dokumenter Invisible Hopes pada Sabtu, 3 April 2021 di XXI Plaza Senayan, Jakarta.(Ist)

INVISIBLE Hopes, film dokumenter yang mengungkapkan kehidupan nyata para anak- anak yang lahir dari ibu narapidana yang terpaksa hidup dan menjadi korban terselubung dibalik jeruji penjara, telah menggelar premier pada Sabtu, 3 April 2021 di XXI Plaza Senayan, Jakarta.

Menurut sutradara yang sekaligus produsernya, Lamtiar Simorangkir, Invisible Hopes dibuat untuk memberikan informasi baru, merangkai isu, untuk dapat mengagitasi penonton membuka diskusi dan merekonstruksi solusi baru yang lebih berpihak kepada perempuan hamil dan lebih penting lagi diharapkan dapat membawa harapan baru bagi anak-anak yang menjadi korban terselubung dalam penjara orang dewasa.

“Kami membuat film ini atas dasar keterpanggilan untuk melakukan sesuatu bagi ibu hamil dan anak yang lahir dalam penjara, bukan untuk agenda lain apalagi untuk menyalahkan dan mempermalukan pihak-pihak tertentu” ungkap Lamtiar.

Gala Premier Invisible Hopes dihadiri oleh Duta Besar Switzerland untuk Indonesia, perwakilan dari Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia, perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta perwakilan Pemda Tapanuli Utara.

Invisible Hopes mendapatkan dukungan funding dari Kedutaan Besar Swiss dan Kedutaan Besar Norwegia.

Setelah pemutaran film, keempat perwakilan lembaga yang diundang beserta sutradara film menandatangani poster film Invisible Hopes sebagai simbol mereka siap bekerjasama untuk melakukan sesuatu demi perubahan yang lebih baik bagi ibu hamil terutama anak yang lahir dan dibesarkan di dalam jeruji penjara.

Para undangan yang hadir meresposn dengan sangat baik film tersebut.

“ First of all I would like to congratulates Lamtiar Simorangkir and all her team of the production of Invisible Hopes. I know that it has been a long and exhausting journey, I am pleased to celebrate with you todays premier. The result is impressive. We are all still under a very strong impression of this film. What happens in prison is usually closed to society. Most of us probably not aware that women give birth in prison and some children spent the first years of their life behind the bars. Showing us this reality is one of the achievement of Invisible Hopes,” ungkap Duta Besar Swiss untuk Indonesia H.E Kurt Kunz setelah menonton Invisible Hopes.

“ We hope that Invisible Hopes will open the eyes of decision makers not only in Indonesia but around the world. We hope it will help us better understand the complex and contradictory realities of our prison system. What do we want to achieve by putting our brothers and sisters behind bars, what effect does it have for the people concern and for the children, their family and our society,sambung Dubes Swiss.

Perwakilan Duta besar Norwegia, MR. Bjørnar Dahl Hotvedt, Minister Counsellor Royal Norwegian Embassy in Jakarta, menyampaikan pujiannya terhadap Invisible Hopes dan tim Lam Horas Film.

“I want to express my gratitude to Ms. Lamtiar Simorangkir and the team at Lam Horas Film for having made this film and your compassion for those fortunate is truly inspiring to all of us. And this kind of movie that does not leave you alone in the sense that it forces you to confront some harsh realities maybe unpleasant realities and the realities you don’t see on your daily life. This are the fact that some women and children are living with every day in prisons,” ungkap MR. Bjørnar Dahl Hotvedt,.

Beliau juga mengharapkan bahwa Invisible Hopes dapat dipakai sebagai alat bersama untuk memperbaiki kondisi ibu dan anak dalam penjara.

I think we should be careful not to use the film as bases for naming and shaming specific institution individuals rather we should work with relevant institutions to improve the living condition for the inmates and the children. However this movie in my view contain some key messages that cannot be ignored, we need to ensure that pregnant women, mothers and children in prison has access to nutritious food, health services and adequate living condition,” kata MR. Bjørnar Dahl Hotvedt,..

Pada kesempatan tersebut sutradara Invisible Hopes, Lamtiar Simorangkir, memperkenalkan kru yang terlibat dalam pembuatan film tersebut serta membacakan puisi sebagai director statement nya yang merupakan ungkapan perasaannya selama pembuatan film Invisible Hopes.

Pembacaan puisi dengan judul “Apakah Cintaku Terlalu Besar?” menggambarkan pergulatan emosi yang dialami Lamtiar selama proses pembuatan film, perasaan marah dan sedih atas keadaan yang dia lihat dalam penjara , serta cinta yang tumbuh untuk para ibu hamil terutama anak-anak yang lahir dalam penjara.

Film ini akan dipakai sebagai alat raising awareness dan advokasi. Invisible Hopes adalah film pertama di Indonesia yang mengungkapkan secara lebih dekat kehidupan para narapidana hamil dan anak-anak yang mereka lahirkan yang terpaksa hidup dan menjadi korban terselubung dibalik jeruji penjara. Film produksi Lam Horas Film ini direncanakan akan tayang di bioskop pada bulan mei 2021.

Link Trailer: https://youtu.be/3J-tLP7vpqY.

Selain keempat perwakilan lembaga yang telah disebutkan diatas, premier film ini juga dihadiri oleh perwakilan NGO, ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, Ombudsman, Kedutaan Besar Belanda dan berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan Invisible Hopes. 

“Setiap anak berhak untuk hidup didunia yang bebas, sehat, terlindungi dan bahagia.” (RO/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya