Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Banyak Buku Bacaan Literasi Siswa Berperspektif Orang Dewasa  

Mediaindonesia.com
26/3/2021 19:59
Banyak Buku Bacaan Literasi Siswa Berperspektif Orang Dewasa  
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kemendikbud, Muh. Abdul Khak.(Ist)

PROGRAM literasi belum berdampak signifikan untuk peningkatan literasi dan hasil pembelajaran lainnya. Banyak pihak telah melaksanakan program literasi tetapi hasilnya masih belum sesuai harapan.

Program  literasi telah menjadi program bersama, tapi pelaksanaannya masih terkesan masing-masing dan belum menunjukkan keselarasan apa yang diharapkan siswa sebagai pembaca.

“Buku-buku bahan pengayaan literasi, di sekolah dan di masyarakat, masuk belium mencukupi. Bahkan Isi buku bacaan literasi tidak selalu sesuai dengan yang diminati siswa, tidak sesuai dengan usia dan kematangan siswa (pembaca),” kata Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kementerian Pendidikan dann Kebudayaan (Kemendikbu), Muhammad Abdul  Khak di Bekasi, Jumat (26/3).

“Ini buku bacaan literasi lebih berisi materi yang diinginkan orang dewasa sebagai penulis  atau adult perspectives not child perspectives,” papar Abdul Khak  saat membuka kegiatan  Bimtek Peningkatan Kompetensi Tenaga Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi pada 22-26 maret 2022 di di Hotel Horison, Bekasi.

Mengutip hasil diskusi Mendikbud Nadiem Makarim dengan para pegiat literasi, Abdul Khak mengatakan bahwa tidak ada ukuran dan kepastian tentang kompleksitas bacaan dilihat dari jumlah kata yang sebenarnya sudah dikuasai pembaca, struktur kalimat, dan model wacananya .

Menurut Abdul Khak, tidak ada kesepahaman di antara komunitas sekolah dan pemerintah daerah tentang pembelajaran literasi, akibatnya praktik pendidikan literasi sangat beragam antarsekolah dan ini catatan dari diskusi Mendikbud bersama para pakar dan praktisi literasi

“Program literasi belum berdampak signifikan untuk peningkatan literasi dan hasil pembelajaran lainnya. Banyak pihak telah melaksanakan program literasi; literasi telah menjadi program bersama, tapi tidak pernah bersama-sama,” paparnya.

Ia mengajak para pegiat literasi dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk bersama-sama menyatukan langkah dan program sehingga kegiatan literasi berjalan sesuai dengan harapan kita bersama              

Sementara praktisi perbukuan nasional, Bambang  Trim, mengatakan kompetensi guru yang tidak selalu memenuhi kualifikasi untuk mengajarkan pendidikan literasi.

“Di samping itu, fasilitas perpustakaan dan pustakawan yang tidak selalu memadai. Dan yang belum beranjak,  minat baca siswa khususnya dan masyarakat umumnya masih tergolong rendah,” papar Bambang.

Ia juga menegaskan bahwa bacaan literasi atau buku berbasis literasi adalah bacaan yang dapat membangkitkan minat seseorang untuk membacanya dan menimbulkan rasa senang.

Karena itu, Bambang berharap para pegiat literasi harus memahami bacaan-bacaan yang menimbulkan kesenangan pembaca kanak-kanak dan pembaca anak-anak. “Pembaca kategori inilah yang berpotensi  ‘menyelamatkan’ keliterasian kita,” kata Bambang Trims.

Sedangkan Dewi Nastiti Lestariningsih dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, memberikan  informasi link buku yang sangat penting untuk kegiatan literasi yakni https://budi.kemdikbud.go.id/# dan juga link informasi model lisan untuk kegiatan litrasi yang sangat bemanfaat.

Sementara itu, pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih atau biasa dipanggil Kak Ning mengatakan, kegiatan yang digagas dan dilaksanakan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kemendikbud ini  sangat bermanfaat.

Kak Ning mengatakan kegiatan dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra telah memberikan pemahaman tentang semangat berliterasi dan dapat bertukar pengalaman dari komunitas di seluruh indonesia serta para pegawai balai bahasa yang ada di seluruh Indonesia.

“Dengan berkumpul bersama, kita menyatukan semangat, dan menyamakan persepsi untuk bersama-sama dapat menggerakkan literasi. Karena mereka semua punya pengalaman membuat karya buku dan penelitian,” ujar Kak Ning yang juga aktif di Komunitas Sedekah Mainan. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya