Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau dimulai pada April 2021. Pihak-pihak terkait pun perlu waspada menjelang musim kemarau yang puncaknya diperkirakan akan terjadi pada Agustus 2021.
"Puncak musim kemarau 2021 diprediksi terjadi pada bulan Agustus," terang Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan dalam keterangan resmi, Kamis (25/3).
Memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, pemerintah daerah dapat lebih mengoptimalkan penyimpanan air untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat diharapkan juga lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau. Terutama di wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan serta rawan terjadi kekurangan air bersih.
Ia menyebut, wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih awal dibanding wilayah lainnya. Seperti sebagian wilayah Sumatra bagian utara, sebagian kecil Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Sulawesi.
Selain itu, ada pula wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya. Wilayah-wilayah tersebut adalah Aceh bagian tengah, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, Sumatra Barat bagian timur, Jambi bagian barat dan timur, Bengkulu bagian utara, Jawa Barat bagian tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, dan Sulawesi Selatan bagian selatan.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, kondisi cuaca pada sepekan ke depan (26 Maret -1 April) masih didominasi hujan ringan di sebagian besar Sumatra bagian utara, tengah, selatan dan timur, sebagian Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi bagian utara, selatan dan tenggara, Maluku bagian utara dan tengah, dan sebagian besar Papua.
Selain itu, beberapa wilayah berpotensi hujan lebat, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara , Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Begitu pula dengan cuaca maritim, Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo mengatakan masih perlu diwaspadai pergerakan semu matahari, terutama saat masih terjadi pemanasan di wilayah Indonesia. Pergerakan semu matahari biasanya dapat menurunkan tekanan udara sehingga menyebabkan angin sangat kencang dan berpotensi gelombang tinggi, utamanya di masa peralihan dan musim kemarau.
baca juga: BMKG Prediksi Musim Kemarau Mulai April
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Edison Kurniawan juga mengingatkan, ootensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) juga masih perlu diwaspadai di masa pancaroba karena sering terjadi kondisi ekstrem. Ketika memasuki musim kemarau, kewaspadaan diperlukan terkait potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama untuk wilayah Riau, Kalimantan, dan Papua karena akan berdampak pada penerbangan akibat kabut asap.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Fachri Radjab menyatakan saat ini masih dalam periode peralihan sehingga tetap perlu waspada terhadap cuaca ekstrem.
"Masih perlu diwaspadai terutama di musim pancaroba biasanya terjadi hujan lebat disertai petir, angin puting beliung bahkan ada juga hujan es," tutup Fachri. (OL-3)
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG rilis prakiraan cuaca 3 Agustus 2025, peringatkan cuaca ekstrem, hujan lebat di Jawa, Sulawesi, dan gelombang tinggi di Samudera Hindia. Cek detailnya!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca, periode Sabtu 2 Agustus 2025.
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi disertai kilat/petir serta angin kencang.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Jumat 1 AGustus 2025
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved