Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
TAK semua bayi lahir sehat, ada sebagian dari mereka yang membutuhkan perawatan intensif segera setelah lahir. Misalnya, bayi yang lahir prematur, berat lahir rendah, bayi dengan kelainan bawaan, dan bayi dengan gangguan pernapasan. Di rumah sakit, perawatan tersebut dilakukan di ICU khusus untuk bayi, yakni Neonatal Intensif Care Unit (NICU).
Dulu, pihak rumah sakit umumnya akan membatasi kontak bayi dengan orang luar, termasuk orangtua. Sebab, dikhawatirkan orangtua membawa kuman penyakit yang bisa memperparah kondisi bayi. Tapi, itu konsep lama. Saat ini, konsep perawatan bayi berkebutuhan khusus justru dilakukan dengan melibatkan orangtua. Istilahnya, Family Centered Care (FCC).
Dokter spesialis anak konsultan neonatalogi, Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto, Sp.A (K). “Penanganan kasus-kasus di NICU yang kompleks memerlukan kerja sama tidak hanya dari tim medis, tapi juga orang tua yang berperan penting dalam proses perawatan, salah satunya mendukung ASI eksklusif,” ujar pimpinan NICU dan koordinator klinik laktasi Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) ini pada peringatan HUT ke-11NICU SHKJ bertema Born fighter yang digelar secara daring, pekan lalu.
Lebih lanjut dr Naomi menjelaskan, ASI memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi pemulihan bayi berkebutuhan khusus. Karena itu, bayi-bayi di NICU idealnya mendapatkan ASI dari sang ibu. Konsep FCC memungkinkan hal itu. Sebab, FCC mampu mengatasi penghalang pemberian ASi di NICU. Seperti, ibu dan bayi terpisah, bayi/ibu mengalami stres, dan sikap tenaga medis yang kurang mendukung.
“FCC mengubah paradigma pelayanan di NICU. Dalam FCC, orangtua adalah partner atau bagian dari tim pelayanan. Perawat adalah guru dan konsultan orangtua. Orangtua dapat ikut berperan dalam perawatan bayi dan orangtua mendapat rasa percaya diri, pengetahuan, dan kontrol yang baik,” terang dr. Naomi.
NICU SHKJ sendiri telah menerapkan konsep tersebut dan terbukti memberikan hasil yang baik untuk kesehatan bayi. Unit yang berdiri sejak 2010 ini telah menangani lebih dari 1.900 pasien dari dalam maupun luar kota.
Beragam kasus yang pernah ditangani antara lain bayi dengan gangguan pernapasan, kelainan jantung, dan kelainan bawaan lainnya seperti lahir tanpa anus. Juga kasus-kasus kompleks seperti kondisi bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah yang disertai kelainan yaitu penyakit membran hialin, kelainan jantung bawaan, infeksi berat, usus terpuntir, penyakit paru kronis, dan hernia.
Pada kesempatan sama, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Stephen V. Mandang, Sp.OG mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin selama kehamilan atau antenatal care untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
“Selain itu, jika ditemukan kondisi ibu dengan kehamilan berisiko tinggi dapat memilih layanan NICU untuk perawatan khusus calon buah hati,” ucapnya.
Selain memantau kehamilan dan persalinan, orang tua juga didorong untuk memperhatikan tumbuh kembang bayi, terutama bayi dengan risiko tinggi seperti lahir prematur, perawatan pasca-NICU, dan kondisi down syndrome.
“Pemantauan berkala dan keseluruhan ini berguna untuk mendeteksi dini jika terjadi hambatan dalam tumbuh kembang seperti keterlambatan motorik, keterlambatan bicara, dan lain-lain sehingga dapat diatasi dengan cepat dan tepat,” ujar dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Indah Retno Wardhani, Sp.KFR.
Pada momen peringatan ulang tahun ke-11 NICU, Siloam Hospitals Kebon Jeruk berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan dan perawatan komprehensif dan holistik kepada orang tua dan bayi, serta mendorong para orang tua terutama yang memiliki kehamilan berisiko untuk berjuang bersama mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan kuat. (Nik/OL-09)
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Kesehatan adalah soal ideologi, bukan sekadar urusan teknis atau statistik. Kita harus bersama bergandengan tangan membangun sistema kesehatan dengan fondasi nilai keadilan.
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved