Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SOSOK Usmar Ismail terpatri dalam sejarah sebagai sastrawan, wartawan, dan sutradara ternama yang telah banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan industri perfilman tanah air.
Mengenang 100 tahun Usmar Ismail yang bertepatan dengan Hari Film Nasional ke-71, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Retrospeksi 100 Tahun Usmar Ismail secara virtual, Jumat (19/3).
Penetapan 30 Maret sebagai Hari Film Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999. Yakni pada 30 Maret 1950 untuk pertama kalinya film Indonesia diproduksi oleh perusahaan Indonesia dan disutradarai oleh orang Indonesia.
Sutradara film Riri Riza mengatakan, Usmar Ismail sebagai tokoh renaissance Indonesia yang hadir pada zamannya. Bahkan, Sosok Usmar Ismail hidup saat arus film mulai membanjiri dunia dan ketika kebesaran dan dominasi film-film Hollywood mulai memudar.
“Zaman Usmar Ismail membuat film itu kan kondisinya juga seperti kita sekarang ini, yang menjadi bagian dari film global. Film Tiga Dara itu feminis sekali. Film Lewat Djam Malam itu juga bicara tentang orang yang gagal dalam interaksi sosial di eranya,” kata Riri.
Dia menjelaskan, 100 tahun Usmar Ismail adalah momentum yang mengingatkan generasi penerus dan momen ketika memberi penghargaan kepada sejarah perkembangan perfilm. Apalagi era Usmar Ismail menjadi bagian dari semua fenomena dan pemikiran dunia dalam perkembangan film.
"Kalau kita lihat film tiga dara feminis banget, kalau sekarang isu feminisme sangat penting dan kesetaraan. Jadi film 3 dara sudah menggambarkan itu," jelasnya.
Riri menambahkan bahwa perfilman Indonesia dibangun lebih dari 60 tahun. Tentunya salah satu tokoh sentral di belakangnya adalah Usmar Ismail.
Serangkaian kegiatan diselenggarakan secara daring maupun luring dengan memenuhi protokol kesehatan. Kegiatan yang diinisiasi oleh insan perfilman dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta bersinergi dengan pemerintah daerah, Asosiasi dan komunitas film, ini rencananya akan diselenggarakan di beberapa lokasi antara lain Jakarta, Bukittingggi, Makasar, Aceh, Tapanuli, Bengkulu dan lain-lain.
Baca juga : Konsultasi Publik Rancangan Permen Hutan Sosial Serap Aspirasi
Salah satu kegiatan yang istimewa dalam rangkaian #100tahunUsmarIsmail ini adalah pelaksanaan Pameran Usmar Bukittinggi, karena ini adalah pertama kalinya diselenggarakan pameran arsip dan kekaryaan Usmar Ismail di tanah kelahirannya.
Program pameran akan bersinergi dengan pemutaran virtual karya Usmar Ismail di Kinosaurus dan Kineforum Jakarta, juga rangkaian panel diskusi di Makassar yang menghadirkan antara lain Alwi Dahlan, Mira Lesmana, JB Kristanto, dan Ine Febrianty.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyebutkan, kemajuan perfilman Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Meskipun secara kuantitas dan perputaran industri jelas merosot terimbas pandemi Covid-19, pembuat film malah semakin kreatif dalam berkreasi dan mencari jalan keluar dari berbagai hambatan mengingat antusiasme masyarakat untuk menonton juga semakin tinggi.
Hilmar Farid juga mengapresiasi keterlibatan pemerintah daerah dan seluruh masyarakat untuk memajukan perfilman Indonesia dalam wujud penguatan pendidikan dan literasi, yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air, pembangunan karakter bangsa, serta peningkatan nilai-nilai budaya
“Pemerintah melalui Kemendikbud mengambil peran serta dalam pemajuan perfilman nasional khususnya pada masa pandemi Covid-19," jelas Hilmar Farid.
Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Ahmad Mahendra, menerangkan bahwa Hari Film Nasional merupakan hari bersejarah yang diperingati oleh seluruh masyarakat, yang dapat mendorong lahirnya film-film dengan nilai pendidikan dan budaya yang beragam.
“Pemajuan perfilman Indonesia menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Ahmad Mahendra.
Peringatan Hari Film Nasional tahun ini juga menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk bersama kembali ke bioskop sebagai apresiasi atas karya anak bangsa tentunya dengan menerapkan protokol Kesehatan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Selamat Hari Film Nasional ke-71, maju dan apresiasi terus karya anak bangsa. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved