Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pandemi Buat Banyak Anak Muda Alami Gangguan Mental

Basuki Eka Purnama
15/3/2021 09:51
Pandemi Buat Banyak Anak Muda Alami Gangguan Mental
Petugas memeriksa kesehatan pemuda berinisial BS (kanan) yang menjalani perawatan di rehabilitasi gangguan jiwa Yayasan Jamrud di Bekasi.(ANTARA/Risky Andrianto)

SEBUAH laporan Risiko Global 2021 (Global Risks Report 2021) yang diterbitkan World Economic Forum (WEF) bersama Zurich Insurance Group (Zurich) menemukan sebanyak 80% anak muda di dunia tercatat mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi covid-19.

Laporan yang menyoroti risiko dampak pandemi covid-19 pada kesehatan mental generasi muda itu juga menemukan kekecewaan yang dirasakan anak muda (youth disillusionment) dan memburuknya kesehatan mental (mental health deterioration) merupakan risiko global yang paling terabaikan selama pandemi.

Dalam konteks Indonesia, data yang dihimpun layanan telemedicine Halodoc menunjukkan konsultasi terkait kesehatan mental di platform
tersebut meningkat hingga 300% selama pandemi.

Baca juga: Hari Ini, 750 Pejabat MK akan Divaksin Covid-19

Lonjakan drastis tersebut pun membuat layanan konsultasi kesehatan mental menjadi satu dari lima layanan konsultasi yang paling banyak digunakan pasien.

Menurut laporan, memburuknya kondisi kesehatan mental anak muda ini diakibatkan prospek ekonomi dan pendidikan yang terbatas.

Melambatnya ekonomi selama masa pandemi mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan dan generasi muda yang baru memasuki dunia kerja terpukul keras oleh situasi ini.

Pelajar yang baru lulus dan mulai memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi cenderung berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka lainnya.

Bahkan, menganggur selama satu bulan pada usia 18-20 tahun diprediksi dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 2% secara permanen di
masa mendatang.

Bagi anak muda di kawasan terpencil, risiko pengangguran berpotensi bisa menjadi semakin serius dengan adanya kesenjangan digital selama pandemi.

Ketika anak muda di perkotaan lebih cepat beradaptasi dan berkembang di tengah digitalisasi, anak muda di pedesaan masih kesulitan mengimbangi minimnya akses dan infrastruktur digital.

Berdasarkan data UNICEF 2020, setidaknya 30% pelajar di seluruh dunia kekurangan akses dan infrastruktur teknologi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran daring.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Agustus 2020, menyatakan lebih dari 42.000 sekolah masih belum terakses internet.

Dalam jangka panjang, disparitas digital dapat semakin memperlebar ketimpangan sosial-ekonomi dan menciptakan kesenjangan yang signifikan
dalam daya saing serta keterampilan sumber daya manusia.

"Tahun ini, kami menemukan pandemi telah menghadapkan generasi muda di seluruh dunia pada tantangan yang sangat besar, dan tanpa terkecuali generasi muda di Indonesia," ujar Direktur Utama Adira Insurance, bagian dari Zurich Group, Hassan Karim dalam siaran pers, ditulis Senin (15/3).

Menurut dia, kualitas hidup generasi muda hal yang sangat penting, mengingat merekalah yang akan memimpin negeri ini pada 20 hingga 30 tahun mendatang.

"Dengan Visi Generasi Emas Indonesia 2045, situasi ini menjadi kian menantang dan semakin penting untuk ditangani," kata Hassan.

Lebih lanjut, Hassan mengatakan, investasi terhadap upaya penanganan kondisi kesehatan mental perlu dilakukan dan harus menjadi fokus dalam
proses pemulihan pasca pandemi. Selain itu, generasi muda juga harus memiliki saluran di mana mereka dapat bersuara dan memberikan kontribusi dalam pemulihan global untuk masa depan mereka.

Namun, terlepas dari hal tersebut, keberhasilan proses pemulihan ini terletak pada kolaborasi antara sektor publik dan swasta.

"Situasi ini adalah masalah kompleks yang tidak bisa diselesaikan secara individual. Kami memahami anak muda Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Maka, solusinya pun harus dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan dan kekhawatiran mereka," tutur Hassan.

"Dengan keahlian global kami dalam manajemen risiko, kami siap mengambil bagian dalam memberdayakan generasi mendatang untuk mewujudkan
masa depan yang lebih tangguh," pungkasnya. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya