Gempa di Provinsi Papua Tidak Berpotensi Tsunami

Atalya Puspa
12/3/2021 15:45
Gempa di Provinsi Papua Tidak Berpotensi Tsunami
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri) memaparkan hasil modeling kegempaan di Pendopo, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/3/2021)(ANTARA/BUDI CANDRA SETYA)

Warga Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo, Provinsi Papua, tidak merasakan gempa magnitudo (M) 5,6 yang terjadi pada hari ini, Jumat (12/3). Gempa terjadi sekitar pukul 08.16 WIB atau 10.16 waktu setempat (WIT).

Berdasarkan analisis guncangan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, wilayah Wamena menunjukkan IV MMI. Sedangkan di wilayah lain, Timika II – III MMI dan Merauke II MMI. Pantauan Pusdalops BNPB mendapatkan laporan BPBD di dua kabupaten tersebut menyebutkan warganya tidak merasakan guncangan saat gempa terjadi.

Skala IV MMI menggambarkan pada siang hari getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, sedangkan III MMI menggambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Baca juga: DPR: Negara Harus Atur Kontribusi Ekonomi Raksasa Digital Global

"BMKG merilis bahwa hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resmi, Jumat (12/3).

Analisis BMKG mencatat magnitudo gempa dimutakhirkan dari M5,6 menjadi 5,3, atau tepatnya 49 km arah selatan Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Gempa ini berkedalaman 24 km.

Merujuk pada analisis BMKG, gempa bumi ini termasuk jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki pergerakan naik atau thurst fault,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno.

Ia menambahkan bahwa hingga jumat 12 Maret 2021, pukul 08.45 WIB, hasil monitoring BMG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau afterschock.

Sementara itu, melihat analisis InaRISK, Kabupaten Jayawijaya merupakan wilayah dengan potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 11 kecamatan yang berada pada potensi tersebut dengan jumlah luas bahaya mencapai 262.628 hektar.

Masyarakat diimbau untuk tetap siap siaga dan waspada terhadap potensi gempa maupun gempa susulan. Risiko tinggi bukan dari fenomena gempa tetapi reruntuhan bangunan.

BNPB juga mengimbau setiap keluarga memiliki rencana darurat keluarga dalam mengantisipasi bahaya gempa, misalnya mengidentifikasi akses evakuasi atau potensi risiko tempat tinggal. (A



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya