Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KEUNIKAN arsitektur tradisional Bali (ATB) sangat menarik untuk diterapkan pada berbagai fungsi bangunan baru. Namun pada era kekinian dimana perkembangan sosial budayanya lebih general akibat pengaruh dari luar, penggunaan ornamen khas Bali hanya untuk pemberi wajah (fasad) atau sebagai persyaratan membangun di suatu lokasi untuk kepentingan tertentu.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar 'Arsitektur Bali: Tradisi dan Kekinian' yang diselenggarakan secara daring, Kamis (18/2). Seminar yang diikuti peserta dari berbagai kalangan dari seluruh Indonesia ini digelar dalam rangka memperingati ulang tahun Majalah ASRINESIA ke-38 dan Kenari Djaja ke-56.
Menurut Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) I Ketut Rana Wiarcha, pihaknya telah mengingatkan berbagai pihak yang terlibat dalam proses pembangunan dapat mempertahankan ciri khas arsitektur Bali.
"Hal ini untuk menjaga kelestarian arsitektur tradisional Bali agar tetap terpelihara. Terlebih sektor budaya dan pariwisata terkait erat dengan arsitektur tradisonal," jelasnya.
Secara spesifik, arsitek I Gusti Lanang Wiantara dari Universitas Udayana menyampaikan latar belakang asta kosala kosali yang menjadi panutan bagi pelaku pembangunan bangunan tradisional Bali. "Banyak ketentuan yang mengikat pemilik dan bangunannya agar terjalin kebersamaan dengan penggunaannya," jelasnya.
Sedangkan arsitek I Putu Edy Semara yang merupakan lulusan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta, menjelaskan bagaimana bangunan di Pulau Dewata pada era moderen seperti saat ini tetap harus memperhatikan arsitektur tradisional Bali.
"Hal ini diperlukan agar wajah arsitektur Bali ke depan tetap terjaga keindahannya untuk dinikmati anak cucu kita dan langgeng," ungkapnya. (RO/OL-15)
Kunjungan ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan praktik profesional.
Jadi terhadap sumber daya yang digunakan dan juga berorientasi pada siklus hidup serta menerapkan disain pasif maupun disain aktif.
Dengan tema “Connecting The Archipelago”, Urbahn mempresentasikan karya yang menggambarkan Indonesia sebagai inspirasi, bukan sekadar lokasi.
Di Indonesia hanya ada 5.910 arsitek yang memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA).
CAS (Contractor Art Space), sebuah perusahaan arsitek, kontraktor dan interior dari Indonesia, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Suikoushya, workshop carpentry di Kyoto, Jepang.
Paradise Indonesia memahami mal tak lagi hanya pada deretan toko-toko ritel, tetapi juga pada bagaimana sebuah mal dapat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved