Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dokter spesialis anak yang juga Kepala Staf Medis Fungsional Anak/Kepala Bidang Medis RS Kanker Dharmais dr. Haridini Intan S. Mandi, Sp.A(K) mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah menyulitkan akses bagi pasien kanker anak untuk mendapatkan pengobatan.
"Pada saat awal pandemi, itu kan ada PSBB besar-besaran dan di mana-mana orang tidak bisa mencapai tempat rujukannya, ke fasilitas kesehatan yang ada penanganan kanker anak. Itu sulit sekali. Kelihatan dari kunjungan pasien yang jadi berkurang drastis," kata Haridini dalam konferensi pers BNPB untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional, Jakarta, Senin (15/2).
Ia mengatakan bahwa sebelum ada pandemi, kesulitan untuk mendapatkan pengobatan untuk kanker pada anak lebih terkait pada pengurusan BPJS Kesehatan. Namun, saat ini pengobatan kanker dengan menggunakan BPJS Kesehatan sudah lebih baik dan lebih mudah.
Kesulitan yang banyak dihadapi masyarakat saat ini lebih disebabkan oleh terbatasnya akses untuk mendatangi fasilitas kesehatan untuk penanganan kanker.
Kesulitan tersebut, kata dia, tentu dapat menghambat proses pengobatan. Kebanyakan pasien kanker anak datang ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan sudah pada stadium yang lebih lanjut, sehingga penanganan menjadi lebih berat.
Padahal, jika penyakit kanker bisa dikenali lebih dini dan diobati lebih cepat, tingkat kesembuhannya bisa mencapai 80 persen.
"Kalau sudah terdiagnosis dan lebih cepat diobati tentu hasil (pengobatannya) lebih baik. Tapi kalau lebih lambat ya otomatis artinya ya 20 persennya, kalau misal (kanker) tumornya sudah besar," katanya.
Situasi semacam itu, kata Hardini, lebih dirasakan pada awal-awal pandemi. Tetapi untuk saat ini, ia mengatakan akses ke fasilitas pengobatan sudah lebih baik meski masih ada pemeriksaan ketat.
Untuk itu, ia mendorong kepada para orang tua yang anaknya menderita kanker untuk terus mendorong anaknya agar menjalankan pengobatan, karena pengobatan penyakit kanker umumnya dilakukan dalam jangka panjang dan tidak boleh terputus.
Dengan terus menjalankan pengobatan, ia berharap anak-anak yang menderita kanker tersebut bisa memperoleh penanganan yang lebih baik dan memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi.
"Jadi kita harus tetap semangat menjalani pengobatan, cepat datang berobat, terus mengikuti pengobatan dan datang lebih awal sehingga hasilnya akan lebih baik, karena kanker itu bisa diobati," demikian katanya. (Ant/OL-12)
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
Keluarga mengonfirmasi bahwa Kang Seo-ha mengidap kanker lambung dalam waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya berpulang pada usia 31 tahun
Risiko kumulatif seseorang di Indonesia untuk terkena kanker sebelum usia 75 tahun diperkirakan sekitar 14%.
Menambahkan kayu manis ke dalam secangkir kopi tidak hanya memperkaya cita rasa minuman, tapi juga bisa menghadirkan sejumlah manfaat kesehatan
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved