Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, metode GeNose C19 masuk dalam kategori skrining atau penyaringan Covid-19. Oleh karena itu, produksi GeNose baru mencapai 1.000 unit perminggu dan 5 ribu unit selama Februari 2021.
"Maret baru bisa sampai 10.000 unit, artinya kapasitanya sudah besar," kata Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (3/2).
Meskipun demikian, metode ini tidak bisa mengganti swab test PCR yang memiliki fungsi mendiagnosis seseorang terpapar Covid-19.
"Kami tegaskan GeNose ini tidak didesain untuk menggantikan PCR, tapi murni didesain untuk skrining, tetapi kita ingin skrining itu akurat dan mudah dipakai, relatif terjangkau atau murah dan cepat hasilnya," sebutnya.
Dia menambahkan, metode GeNose sebagai skrining tidak akan masuk dalam data statistik Covid-19. Sebab, GeNose sangat baik digunakan di tempat-tempat yang banyak dilalui orang, seperti gedung lembaga negara.
Untuk permintaan, kata Kemenkes pihak UGM kewalahan memenuhi order dari sejumlah pihak yang tertarik mengunakan metode skrining dari GeNose. Seperti Walikota Tangsel ingin membeli 100 unit untuk memenuhi kebutuhan di puskesmas.
Baca juga : Positivity Rate Covid-19 di Jakarta Capai 18% Sepekan Terakhir
"Ordernya sudah lebih 10 ribu pesanan, padahal produksi belum bisa mengejar, mudah-mudahan satu dan dua bulan bisa mengejar," jelasnya.
Dia menjelaskan, secara akurasi dan validasinya dengan cara penggunaan GeNose mengunakan hembuskan napas ke tabung khusus dan membandingkan dengan PCR pada orang yang sama.
"Memang yang dijadikan rujukan PCR. Bahwa PCR test yang tidak 100% akurat, tapi dia gold standart tetapi kita coba bandingkan GeNose dan gold standart dengan hasil diatas 90% dengan pilihan RS di Jawa," pungkasnya.
Diketahui, GeNose adalah alat pendeteksi virus korona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Berdasarkan laman UGM, Sabtu (26/12), Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyatna mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun (24/12). (OL-7)
Pemeriksaan GeNose C19 di Terminal Pulogebang akan dilakukan secara random sampling.
Penumpang harus memastikan dirinya sehat dan membawa tiket kereta api untuk bisa tes GeNose.
Biaya layanan untuk pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Gambir juga sebesar Rp20 ribu. Waktu operasional pemeriksaan setiap hari pukul 07.00-19.30 WIB.
PT KAI Daop 1 Jakarta kembali mengimbau para calon pengguna yang akan menggunakan layanan tes di stasiun agar melakukan pemeriksaan H-1 atau satu hari sebelum jadwal keberangkatan.
Pada saat melakukan pembelian tiket Kereta Api Jarak Jauh, pelanggan dapat menambahkan layanan pemeriksaan GeNose C19 langsung pada aplikasi KAI Access
Kereta Api menjadi moda yang paling awal menerapkan pemeriksaan GeNose C19. Hingga 28 Maret 2021, KAI telah melayani 345.668 peserta pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved